Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo menggelar Kuliah Pakar Nasional dengan tema "Tantangan Perekonomian Indonesia dalam Menghadapi Ketidakstabilan Ekonomi Global” di Kota Gorontalo.

Kepala Perwakilan BI Gorontalo, Budi Widihartanto di Gorontalo, Jumat, mengatakan perang dagang antara Amerika Serikat dan China, dan fenomena Brexit.

Selain itu penyebaran virus COVID-19 secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak pada perekonomian nasional maupun regional.

"Ketidakpastian global juga dapat berdampak pada penurunan kepastian dunia usaha yang dapat mempengaruhi kinerja korporasi sehingga dapat meningkatkan risiko sistemik sistem keuangan," terangnya.

Ia menjelaskan pentingnya pengaturan kebijakan makroprudensial yang dilakukan oleh Bank Indonesia, bersinergi dengan OJK, Kementerian Keuangan, dan LPS di dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), mampu mencegah terjadinya risiko sistemik di Indonesia, di tengah ketidakpastian global.

"Melalui kuliah pakar ini, diharapkan akademisi, perbankan, maupun mahasiswa dapat memahami dengan baik mengenai tantangan perekonomian Indonesia dan kebijakan makroprudensial dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia serta mencegah terjadinya risiko-risiko yang mungkin terjadi," ungkapnya.

Kegiatan itu dihadiri oleh 400 peserta yang terdiri akademisi Universitas Negeri Gorontalo dan akademisi dari beberapa Perguruan Tinggi di Gorontalo, Kepala Perbankan se-Gorontalo, serta mahasisiwa Universitas Negeri Gorontalo.

Selain Budi Widihartanto, anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) dan Staf Khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia Prof. Chandra Fajri Ananda, S.E, M.Sc, Ph.D, memaparkan mengenai Ttntangan perekonomian Indonesia dalam menghadapi turbulensi global.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020