Wakil Bupati Gorontalo Utara Thariq Modanggu menyatakan daerah itu belum akan menerima kepulangan warganya dari perantauan.

"Ini sikap tegas untuk memutus rantai penyebaran COVID-19, sebab pemerintah daerah tidak ingin kecolongan," ujar dia di Gorontalo, Kamis.

Dia menjelaskan pintu-pintu masuk ke Provinsi Gorontalo melalui daerah itu semakin dijaga ketat, baik di darat maupun laut, termasuk jalan-jalan "tikus" yang potensial disusupi para pendatang, seperti perantau yang ingin pulang kampung maupun mudik Lebaran mendatang.

"Untuk sementara ini, warga Gorontalo di perantauan agar bersabar dulu hingga ada kepastian pemerintah terkait status aman dari wabah COVID-19," ujarnya.

Ia mengatakan urgensi penyebaran virus itu pada interaksi antarwarga.

"Semakin kita menekan interaksi, semakin mudah memutus rantai penyebarannya," kata Thariq.

Pemberlakuan protokol kesehatan secara ketat juga berlaku untuk kepulangan 650 orang prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 715/Motuliato melalui Pelabuhan Anggrek.

Meskipun pihak TNI sudah mengoptimalkan kapal, dokter, dan karantina, pemkab tetap akan memberlakukan protokol yang sama di daerah itu.

Sebanyak 15 tenaga kesehatan dari puskesmas akan dikerahkan, termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) secara lengkap dan ambulans.

Pada H-1 kedatangan akan dilakukan geladi bersih penjemputan, agar petugas kesehatan dari TNI dan yang disiapkan pemkab dapat berbaur dan memahami tugas masing-masing.

"Di samping membantu satuan tersebut dalam penjemputan, dukungan pemkab juga bagian dari upaya pencegahan penyebaran COVID-19," ucapnya.
 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020