Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduard Wolok, Senin, mengatakan dari hasil  survei yang dilakukan timnya terkait pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), terdapat 83 responden meminta pergerakan orang masuk Gorontalo melalui perbatasan lebih diperketat.

Menurutnya hasil survei tersebut adalah terhadap persepsi masyarakat jika PSBB diperpanjang. 

"Terhadap pergerakan orang yang masuk ke Gorontalo, dari 1.219 responden, sebanyak 83,9 persen atau 1.023 responden meminta untuk lebih diperketat. Survei untuk kegiatan di rumah ibadah, sebanyak 41,1 persen responden meminta agar kegiatan di rumah ibadah dapat dilonggarkan namun dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," jelas Wolok, Senin.

Sedangkan untuk kegiatan keagamaan, sebagian besar responden atau sebesar 39,3 persen berharap agar kegiatan keagamaan lebih diperketat.

Survei lainnya yakni menyangkut kegiatan di pasar, mayoritas responden meminta untuk lebih diperketat dengan persentase mencapai 42,7 persen.

"Sisanya sebanyak 26,6 persen responden meminta untuk dilonggarkan, dan 30,7 persen memilih sama dengan kondisi saat ini," ujarnya.

Untuk mekanisme berkendaraan yang diatur dalam PSBB, 36,4 persen berpendapat untuk lebih diperketat, kemudian 33,7 persen  meminta untuk dilonggarkan, dan sisanya 29,9 persen memilih untuk sama dengan kondisi saat ini. 

Sedangkan untuk kegiatan sosial budaya lainnya, mayoritas responden atau sebanyak 62,9 persen sepakat untuk lebih diperketat.

“Untuk itu kami merekomendasikan mengoptimalkan pelaksanaan PSBB agar terjadi penurunan kasus dan tidak adanya cluster baru, meningkatkan jumlah tes , serta meningkatkan kapasitas laboratorium,” tambahnya.

Eduart juga memberikan kesimpulan bahwa keberhasilan penerapan PSBB tersebut terlihat dari indikator angka Reproduksi Dasar. 

Angka itu merupakan jumlah kasus yang dihasilkan oleh satu kasus secara rata-rata selama periode tertentu, dalam populasi yang tidak terinfeksi. 

Sebelum PSBB, Reproduksi Dasar di Provinsi Gorontalo berada pada angka 2,73 dan turun menjadi 2,12 di akhir PSBB.

“Artinya ada kesembuhan, tetapi belum signifikan. Penularannya masih cepat dan eksponensial,” tukasnya.

PSBB Tahap 1 Provinsi Gorontalo telah berakhir 17 Mei 2020, dan pemprov akan segera memberlakukan PSBB tahap kedua.**

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020