Universitas Negeri Gorontalo (UNG)  mewakili Indonesia dalam International SDGs Research Symposium yang digelar 
Universitas Utrecht, Belanda, Rabu.

Dalam simposium virtual tersebut, UNG  memaparkan mengenai penerapan SDGs bersama tim dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tim UNG terdiri dari Rektor UNG Eduart Wolok, serta sejumlah dosen yakni Funco Tanipu, Bobby Rantow Payu dan Zulkifli Tanipu. 

Zulkifli Tanipu mengatakan timnya  memaparkan penerapan SDGs di tingkat desa, sebagai praktik baik di Provinsi Gorontalo.

Menurutnya proses seleksi makalah telah berlangsung sejak Oktober 2019.

"Kami resmi menerima undangan pada bulan Januari 2020. Namun karena pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, salah satunya yang terdampak yakni Belanda. Maka host Universitas Utrecht memberitahukan jika Simposium Internasional ini dilaksanakan secara virtual", ujar Zulkifli, dosen di Fakultas Sastra dan Budaya UNG.

Dosen lainnya, Bobby Payu menilai sejauh ini SDGs itu baru masuk dalam dokumen perencanaan dan diimplementasikan di tingkat nasional, dan beberapa pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

"Sedangkan target SDGs di tahun 2030 sudah harus tercapai semua banyak tujuan dan target. Menurut kami sangat penting untuk melibatkan desa dalam proses pencapaian SDGs mulai dari dokumen perencanaan desa hingga implementasi," ungkapnya.

Sementara itu, Rektor UNG Eduart Wolok mengatakan agar target SDGs bisa tercapai maka perlu ada reorientasi dan restrukturisasi kelembagaan desa agar semua lembaga baik di tingkat pusat, daerah dan desa bisa bersinergi dalam mencapai tujuan SDGs. 

Jika manajemen kelembagaan desa tidak diarahkan dalam koridor pencapaian SDGs, maka tujuan SDGs akan sulit tercapai di Indonesia. 

UNG juga menyampaikan  topik tentang SDGs pasca pandemi, agar Indonesia bisa melakukan penyesuaian kembali terhadap pencapaian SDGs tahun 2030.**

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020