Sejumlah korban banjir di Kota Gorontalo meminta pemerintah daerah, untuk mengkaji kembali rencana merelokasi mereka ke rumah susun karena mereka bekerja di sekitar rumah mereka yang ada di bantaran sungai.

"Misalnya pindah ke rumah susun, kami cari nafkah di mana. Kalau bertahan di kampung ini, kami bisa tetap terus bekerja. Kalaupun pemda mau memberikan uang ganti rugi, lebih baik uangnya kami pakai buat merehab rumah ini," kata salah seorang warga Kelurahan Bugis, Nurlaela Alyafie (42), di Gorontalo, Sabtu.

Bagi Ela, panggilan akrabnya, rumah yang ditinggalinya bersama ibu dan anak-anaknya adalah tempat paling nyaman meski sewaktu-waktu dilanda banjir dan berlokasi di bantaran sungai.

"Rumah susun itu memang belum ada, tapi kalaupun sudah dibangun kami tidak bersedia pindah dari rumah kami," ungkap

Rumah milik Ela tersebut terletak di bantaran Sungai Bone dan dilanda banjir sembilan kali dalam dua bulan terakhir.

Bagian dapur rumahnya kini terancam amblas, setelah tanggul sungai rusak diterjang arus beberapa waktu lalu.

Hal yang sama juga dialami Yadin (40), warga yang rumahnya juga rusak berat diterjang banjir.

Menurutnya relokasi ke rumah susun bukan solusi yang tepat, karena warga tidak siap meninggalkan rumah masing-masing.

"Yang harus dilakukan pemda adalah segera perbaiki tanggul di belakang rumah kami, agar setiap hujan turun kami tidak selalu was-was," katanya lagi.

Ia bersama warga lainnya telah menyampaikan langsung masalah tanggul tersebut kepada pemprov.

Sebelumnya, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan pihaknya akan menyiapkan lahan untuk pembangunan rumah susun bagi warga terdampak banjir di bantaran Sungai Bone, Kota Gorontalo.

"Lokasinya sementara akan kami diskusikan dengan wali kota, karena memang lokasinya paling banyak berada di Kota Gorontalo. Untuk tanggul, kami akan bikin darurat dulu dari karung berisi pasir dan sekarang sedang dikerjakan,"imbuhnya.

Ia juga mengingatkan agar tidak ada lagi pengrusakan alam seperti hutan, yang bisa berakibat buruk untuk masyarakat.

"Jangan merusak alam. Misalnya merusak hutan, hutannya dibakar, ada penambang-penambang liar, ini jangan lagi," tambahnya.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020