Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boalemo mulai menutup layanan dapur umum, Kamis, setelah beberapa hari melayani kebutuhan makan warga yang menjadi korban banjir bandang di daerah tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boalemo Mans Mopangga, mengatakan penghentian layanan dilakukan setelah melihat para warga yang menjadi korban banjir sudah kembali ke rumah masing-masing dan melakukan aktivitas normal.
“Setelah beroperasi beberapa hari melayani ribuan warga yang terdampak banjir, hari ini dapur umum kami tutup,” katanya di Gorontalo.
Dapur umum yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Boalemo terdapat di 2 lokasi, yakni di halaman kantor Dinas Sosial dan Kantor BPBD.
Dapur umum di kantor BPBD merupakan dapur gabungan dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Dapur umum di kantor Dinas Sosial dikelola oleh 60 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang beroperasi sejak hari Sabtu (17/12), untuk melayani 3.600 jiwa warga yang terdampak banjir.
“Setiap hari kami mengantar makanan siap saji sebanyak 3.600 bungkus, kami distribusikan ke sejumlah posko yang digunakan untuk mengungsi,” kata anggota Tagana Boalemo, Sofyan Musa.
Sofyan mengatakan pihaknya memasak dan menyiapkan makanan bungkus, untuk didistribusikan sebanyak tiga kali sehari.
Korban banjir bandang di Kabupaten Boalemo tercatat sebanyak 2.061 kepala keluarga (KK) atau sekitar 6.612 jiwa.
Hujan lebat yang mulai turun sejak hari Jumat (16/12) menyebabkan banjir hebat pada keesokan harinya.
Sungai Tilamuta yang membelah ibu kota Kabupaten Boalemo tidak mampu menampung air, sehingga luapannya menggenangi permukiman warga dengan sangat cepat.
Akibat banjir tersebut, sebagian warga mengungsi ke tempat yang lebih aman dan sebagian memilih bertahan di rumah.