Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Bupati Gorontalo Utara, Indra Yasin, enggan menanggapi tawaran bagi dirinya menjadi pelaksana tugas (Plt) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar daerah itu, yang sudah diwacanakan.

"Saya "no comment", tolong jangan digiring ke situ ya," ujar singkat usai peresmian Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Kabupaten Gorontalo Utara di Molingkapoto, Kecamatan Kwandang.

Ia mengaku tidak tahu persis soal tawaran tersebut, termasuk alasan mengapa masuk dalam deretan calon Plt Partai Golkar.

Bahkan pada puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Gorontalo Utara ke-8 pada 26 April 2015, Indra mengaku keinginannya kuat merangkul seluruh partai politik di daerah ini agar tidak terpecah belah.

Itulah alasan kuatnya, mengusulkan penggunaan baju adat "takoa" berwarna orange yang wajib dikenakan jajaran pemerintah daerah dan seluruh anggota DPRD pada 26 April lalu.

"Jika dilebur antara warna merah, hijau, ungu, kuning sebagai warna adat khas daerah ini, maka warna-warna tersebut akan menjelma menjadi warna orange yang indah menyala," ujarnya.

Itu alasannya hingga dirinya masih mengaku berdiri di atas semua parpol.

Saat ini Partai Golkar masih diributkan dengan dualisme kepengurusan di DPP, yakni kepemimpinan versi Aburizal Bakrie dan versi Agung Laksono.

Sehingga wacana-wacana penggantian pengurus di setiap daerah di Indonesia selalu menggelinding, termasuk di Gorontalo.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015