Jakarta, (ANTARA GORONTALO) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengemukakan bahwa sampai saat ini masih ada nelayan di Teluk Tomini yang menangkap ikan dengan bahan peledak dan cara-cara yang tidak ramah lingkungan lainnya.

"Saya minta kepada bapak gubernur dan bupati di Teluk Tomini, tolong bantu kami menghentikan dan mengawasi pemboman ikan di sana dan kampanyekan terus pengelolaan laut yang berkelanjutan," katanya, saat memberikan sambutan pada peluncuran Sail Tomini dan Festival Boalemo di Mal Epiwalk Hotel Epicentrum Jakarta, Selasa (5/5).

Menurut menteri, dengan berbagai kebijakan moratorium yang dilakukan Kementerian KP seperti larangan alih muatan kapal ikan di tengah laut, larangan penggunaan pukat harimau, penghentian pemberian izin kapal ikan di atas 30 GT dan penenggelaman kapal ikan ilegal, nelayan Indonesia kini leluasa menangkap ikan di laut miliknya.

"Sekarang sudah tidak ada penangkapan ikan secara liar, jadi nelayan kalau menangkap ikan, pakai pancing saja, jangan pakai bom atau baha kimia," ujarnya.

Menteri Susi mengungkapkan bahwa ia barusan menerima laporan dari Pulau Kisar, Maluku, bahwa nelayan di sana, dengan menggunakan pancing dan kapal kecil saja, mereka sudah bisa menangkap ikan tuna dengan berat sampai 100 kilogram.

Kabar ini, kata Susi, sangat menggembirakan, karena beberapa selama 10-15 tahun terakhir, ikan tuna hanyalah tinggal nama saja bagi nelayan lokal dan kecil karena sudah diambil oleh pelaku-pelaku besar dan ilegal.

"Nelayan kita sudah tidak pernah melihat tuna lagi, sudah tidak bisa menikmatinya karena harganya mahal. Sekarang, dengan berbagai kebijakan yang diambil, nelayan kecil sudah bisa menangkap dan menikmati ikan ini. Mudah-mudahan ikan tuna akan memberikan dampak kesejahyeraan yang besar bagi nelayan lokal di masa mendatang," tuturnya.

Terkait Sail Tomini dan Festival Boalemo, Mengeri Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa iven akbar kebaharian ini merupakan peluang besar untuk memperkenalkan keindahan Teluk Tomini kepada dunia internasional.

"Dunia harus tahu bahwa kita memiliki wilayah yang cantik dan kaya seperti Teluk Tomini, dan wisatawan akan datang," ujarnya.

Peluncuran Sail Tomini dan Festival Boalemo 2015 ditandai dengan pemukulan secara bersama-sama alat musik tradisional "Gimba" dari Sulawesi Tengah oleh sembilan Mengeri Kabinet Kerja, dua gubernur dan dua bati.

Kesembilan menteri tersebut adalah Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menkopolhukam, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Kominfo, Menteri Ristek dan Dikti, Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Perindustrian, Menteri Pembinaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi, Menpora, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Bupati Parigi Moutong Sulteng Samsurizal Tombolotutu dan Bupati Boalemo Gorontalo Rum Pagau.

Acara yang berlangsung meriah dan dipadati sekitar 1.000 warga ini juga dihadiri Kapolri, sejumlah duta besar negara sahabat, dan para anggota DPR dan DPD RI dari Sulawesi Tengah dan Gorontalo serta 16 kepala daerah dari kabupaten/kota yang terletak di Teluk Tomini, meliputi provinsi Sulteng dan Gorontalo.

Puncak acara Sail Tomini akan digelar 19 September 2015 di Pantai Pangi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah dan akan dihadiri Presiden Jokowi, sedangkan Festival Boalemo akan digelar 10 September 2015 di Tiramuta, Gorontalo.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015