Palu, (ANTARAGORONTALO) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan aksi pembunuhan yang menimpa tiga warga Parigi Moutong menjelang pelaksanaan Sail Tomini adalah aksi teror yang ingin menunjukkan eksistensi para kelompok sipil bersenjata itu.
"Mereka sepertinya mau proklamirkan diri bahwa mereka masih ada," kata Longki setelah menjemput para tamu diplomat dari 23 negara di Bandara Mutiara Sis ALjufrie Palu, Kamis sore.
Mereka, kata Longki, adalah kelompok sipil bersenjata di bawah pimpinan Santoso yang sering membuat kegaduhan di daerah yang ia pimpin.
Longki mengatakan aksi teror tersebut menjadi tantangan bagi semua lapisan masyarakat khususnya pemerintah daerah dan aparat keamanan Polri dan TNI.
"Ini tantangan kita. Kapan ini mau diselesaikan. Apakah menunggu lagi korban berikutnya," katanya.
Longki mengatakan aparat Polri maupun TNI sudah bekerja keras untuk menangkap para pelaku teror tersebut namun belum bisa tuntas.
"TNI sudah mengirim pasukan ke Poso 100 orang, tapi mereka muncul lagi di Parigi Moutong," katanya.
Kendati demikian, kata Longki, aksi teror yang membunuh tiga warga Parigi Moutong di tempat berbeda tersebut tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan kemaritiman internasional Sail Tomini yang puncak acaranya akan berlangsung 19 September 2015.
"Tidak boleh ada upaya menggagalkan Sail Tomini," katanya.
Longki meminta masyarakat Sulawesi Tengah solid menjaga keamanan wilayah sehingga daerah penghasil beras tersebut semakin diminati untuk dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah maupun mancanegara.
Mantan Bupati Parigi Moutong dua periode itu mengatakan dirinya akan mencurahkan kembali tentang kondisi keamanan di Sulawesi Tengah khususnya terhadap para pelaku teror kepada presiden Joko Widodo.
Joko Widodo dijadwalkan akan tiba di Palu, Jumat, untuk menghadiri Sail Tomini.
"Saya akan sampaikan ke Pak Jokowi. Ini harus diselesaikan," katanya.
Sebelumnya, dirinya juga telah menyampaikan kepada Joko Widodo mengenai gangguan keamanan oleh sipil bersenjata di Poso sehingga latihan militer beberapa waktu lalu dipusatkan di daerah bekas konflik itu.