Kapolda Gorontalo Kapolda Irjen Pol Akhmad Wiyagus mengajak kalangan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di daerah itu, untuk turut andil dalam menyukseskan pelaksanaan Pilkada 2020.
"Konsep pentahelix itu suatu hal yang niscaya, dimana pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, partisipasi dari masyarakat ataupun komunitas, tetapi pemerintah dengan masyarakat pun tidak bisa berbuat banyak jika tidak didukung dengan kaum akademisi," ujar Kapolda, Jumat.
Ia menjelaskan, begitu juga pemerintah, masyarakat, akademisi mungkin kurang efektif jika tidak ada keterlibatan para pengusaha, dan keempat unsur tersebut tidaklah sempurna jika tidak melibatkan media.
"Konsep ini juga yang akan kita gunakan dalam menjaga situasi kamtibmas di wilayah Provinsi Gorontalo agar tetap kondusif, sukseskan Pilkada tanpa menimbulkan klaster dan juga penanganan COVID-19," ucapnya.
Wiyagus berharap para akademisi dapat menjadi agen-agen untuk menyampaikan protokol kesehatan baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat guna menekan laju penyebaran COVID-19.
"Bapak Kapolri telah mengeluarkan maklumat tentang kepatuhan terhadap protokol kesehatan dalam pelaksanaan pemilihan tahun 2020, melalui kesempatan ini, saya titipkan maklumat kapolri ini untuk bisa disosialisasikan, agar Pilkada di tiga wilayah dapat berjalan aman, damai, demokratis dan sehat, serta disiplin protokol kesehatan," ajaknya.
Sementara itu, Rektor Universitas Gorontalo Muhammad Isman Jusuf dalam penjelasannya mengatakan bahwa dikeluarkannya maklumat Kapolri nomor MAK/2/III/2020 Tahun 2020 yang lalu dinilai sangat efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19.
"Saat diberlakukannya maklumat Kapolri bulan Maret lalu, sangat efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19, karena ada pembatasan beberapa aktifitas kegiatan masyarakat, tentu saya berharap ini bisa dilaksanakan kembali," ucapnya.
Ia mengaku jika pihaknya telah menerapkan disiplin protokol kesehatan dalam lingkungan kampus, akan terus digelorakan, siap mendukung apa yang sudah menjadi program-program kepolisian, dan berharap untuk dihidupkan kembali program Polisi masuk kampus.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
"Konsep pentahelix itu suatu hal yang niscaya, dimana pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, partisipasi dari masyarakat ataupun komunitas, tetapi pemerintah dengan masyarakat pun tidak bisa berbuat banyak jika tidak didukung dengan kaum akademisi," ujar Kapolda, Jumat.
Ia menjelaskan, begitu juga pemerintah, masyarakat, akademisi mungkin kurang efektif jika tidak ada keterlibatan para pengusaha, dan keempat unsur tersebut tidaklah sempurna jika tidak melibatkan media.
"Konsep ini juga yang akan kita gunakan dalam menjaga situasi kamtibmas di wilayah Provinsi Gorontalo agar tetap kondusif, sukseskan Pilkada tanpa menimbulkan klaster dan juga penanganan COVID-19," ucapnya.
Wiyagus berharap para akademisi dapat menjadi agen-agen untuk menyampaikan protokol kesehatan baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat guna menekan laju penyebaran COVID-19.
"Bapak Kapolri telah mengeluarkan maklumat tentang kepatuhan terhadap protokol kesehatan dalam pelaksanaan pemilihan tahun 2020, melalui kesempatan ini, saya titipkan maklumat kapolri ini untuk bisa disosialisasikan, agar Pilkada di tiga wilayah dapat berjalan aman, damai, demokratis dan sehat, serta disiplin protokol kesehatan," ajaknya.
Sementara itu, Rektor Universitas Gorontalo Muhammad Isman Jusuf dalam penjelasannya mengatakan bahwa dikeluarkannya maklumat Kapolri nomor MAK/2/III/2020 Tahun 2020 yang lalu dinilai sangat efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19.
"Saat diberlakukannya maklumat Kapolri bulan Maret lalu, sangat efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19, karena ada pembatasan beberapa aktifitas kegiatan masyarakat, tentu saya berharap ini bisa dilaksanakan kembali," ucapnya.
Ia mengaku jika pihaknya telah menerapkan disiplin protokol kesehatan dalam lingkungan kampus, akan terus digelorakan, siap mendukung apa yang sudah menjadi program-program kepolisian, dan berharap untuk dihidupkan kembali program Polisi masuk kampus.
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020