Riyadh, (ANTARA/Xinhua-OANA) - Negara Islam (IS) mengaku bertanggung-jawab atas ledakan yang menewaskan sedikitnya 21 orang  pada Jumat (22/5) di satu masjid Syiah di bagian timur Arab Saudi.

"Prajurit Khalifah berada di belakang serangan oleh seorang pembom bunuh diri yang meledakkan sabuk peledak" di masjid tersebut, kata IS dalam satu pernyataan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Pernyataan itu mengidentifikasi pemboman bunuh diri tersebut sebagai Abu 'Ammar An-Najdi.

Ledakan itu --yang ditujukan kepada Masjid "Imam Ali" di Daerah Qudaih di Kota Qatif di Arab Saudi juga melukai 66 pemeluk Syiah yang sedang beribadah, kata media lokal Al-Arabiya.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan penyelidikan telah dilancarkan mengenai peristiwa tersebut.

Setelah serangan itu, semua negara di wilayah tersebut telah melontaskan pengutukan mereka terhadap peristiwa itu.

Perdana Menteri Lebanon Tammam Sallam pada Jumat mengatakan ledakan tersebut adalah "perbuatan pengecut" dan sama sekali tak berkaitan dengan Islam dan umat Muslim.

Di Uni Emirat Arab, Menteri Luar Negeri Dr. Anwar bin Mohammed Gargash mengatakan negaranya menolak terorisme dalam segala bentuknya, dan mendesak masyarakat internasional agar menghimpun cara untuk menghadapi perbuatan pengecut dan gagasan jahat semacam itu.

Pada November lalu, tiga pria yang bertopeng dan bersenjata menewaskan lima pengikut Syiah dan melukai sembilan orang lagi di Kota Aldaloh di Gubernuran Ahsa di bagian timur Arab Saudi.

Pemerintah Arab Saudi menangkap enam tersangka sehubungan dengan serangan pada November.

Kebanyakan pengikut Syiah di Arab Saudi tinggal di wilayah timur negeri tersebut, tempat mereka telah lama memprotes tindakan menyisihkan mereka di kerajaan itu.

Dinas keamanan Arab Saudi telah terlibat perang melawan fanatisme dan teror di dalam negeri. Jaringan teror yang memiliki hubungan dengan IS belum lama ini telah dilucuti.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015