Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Salah satu bisnis yang menjanjikan selama bulan ramadhan, yakni menjual kue kering khas Gorontalo dalam berbagai varian rasa dan bentuk.
" Bisnis ini selalu tumbuh pesat di bulan ramadhan. Saya sendiri termasuk orang yang baru menggeluti bisnis ini dalam tiga tahun terakhir," kata salah seorang pedagang kue, Farida Latif (48), Selasa.
Menurutnya omset penjualan kue kering paling tinggi dibanding kue-kue basah atau yang cepat basi.
Dalam seminggu pesanan kue yang diterimanya mencapat 100 toples besar dan 100 toples kecil, dengan harga yang bervariasi.
Dia menjelaskan, untuk sSatu toples besar kue kering berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp350 ribu, dengan menggunakan bahan baku mentega kalengan, terigu, telur serta bahan lainnya.
Sementara kue yang menggunakan mentega curah dijual dengan harga Rp80 ribu hingga Rp150 ribu per toples.
Hal sama juga diungkapkan pebisnis kue lainnya, Mardiah Djailani yang omset penjualannya bisa mencapai belasan juta per bulan.
" Keuntungannya bisa mencapai 30 persen dari total penjualan. Lumayan untuk mengisi waktu kosong di bulan puasa dan membantu memenuhi kebutuhan jelang lebaran," ungkapnya.
Meski demikian para pedagang tersebut seringkali tidak bisa meraup banyak untung jika bahan-bahan kue melonjak drastis pada awal ramadhan.
" Ramadhan kali ini kenaikan harga bahan kue belum terlalu tinggi sehingga kami lebih untung. Kami tidak bisa menaikkan harga kue lebih tinggi lagi jika tidak ingin pembeli lari," tukasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015
" Bisnis ini selalu tumbuh pesat di bulan ramadhan. Saya sendiri termasuk orang yang baru menggeluti bisnis ini dalam tiga tahun terakhir," kata salah seorang pedagang kue, Farida Latif (48), Selasa.
Menurutnya omset penjualan kue kering paling tinggi dibanding kue-kue basah atau yang cepat basi.
Dalam seminggu pesanan kue yang diterimanya mencapat 100 toples besar dan 100 toples kecil, dengan harga yang bervariasi.
Dia menjelaskan, untuk sSatu toples besar kue kering berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp350 ribu, dengan menggunakan bahan baku mentega kalengan, terigu, telur serta bahan lainnya.
Sementara kue yang menggunakan mentega curah dijual dengan harga Rp80 ribu hingga Rp150 ribu per toples.
Hal sama juga diungkapkan pebisnis kue lainnya, Mardiah Djailani yang omset penjualannya bisa mencapai belasan juta per bulan.
" Keuntungannya bisa mencapai 30 persen dari total penjualan. Lumayan untuk mengisi waktu kosong di bulan puasa dan membantu memenuhi kebutuhan jelang lebaran," ungkapnya.
Meski demikian para pedagang tersebut seringkali tidak bisa meraup banyak untung jika bahan-bahan kue melonjak drastis pada awal ramadhan.
" Ramadhan kali ini kenaikan harga bahan kue belum terlalu tinggi sehingga kami lebih untung. Kami tidak bisa menaikkan harga kue lebih tinggi lagi jika tidak ingin pembeli lari," tukasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015