Filipina mengonfirmasi kasus penularan lokal COVID-19 varian baru B.1.1.7, yang pertama kali terdeteksi di Inggris, sehingga memaksa Presiden Rodrigo Duterte untuk membatalkan rencana pemberian izin bagi anak-anak pergi keluar rumah.
"Saat ini, kita mempunyai kasus penularan lokal dengan seorang pasien atau kasus-kasus dengan varian tersebut yang telah menginfeksi masyarakat, keluarga mereka," kata Wakil Menteri Kesehatan Maria Rosario Vergeire kepada kanal berita ANC, Selasa.
Kementerian Kesehatan Filipina menyebut bahwa varian virus B.1.1.7 telah menyebar kepada 12 orang di Provinsi Bontoc, kawasan pegunungan di bagian utara, dengan jumlah 17 kasus varian tersebut di seluruh Filipina.
Kasus pertama COVID-19 "varian Inggris" di negara itu ditemukan pada seorang warga Filipina yang mempunyai riwayat perjalanan ke Uni Emirat Arab.
Atas pertimbangan kasus ini pula, Duterte menyebut dirinya tidak akan melanjutkan rencana yang akan mengizinkan anak-anak berusia 10-14 tahun di area berisiko rendah untuk dapat keluar rumah mulai 1 Februari mendatang.
Filipina, satu di antara sejumlah negara yang telah menerapkan pembatasan secara ketat, sejak Maret tahun lalu melarang anak-anak keluar rumah.
"Saya khawatir karena varian baru virus ini menyerang anak-anak. Mereka bisa menonton televisi saja seharian," kata Duterte, Senin (25/1) malam.
Pemerintah Filipina berharap bahwa pelonggaran pembatasan kepada anak-anak mungkin dapat memicu peningkatan aktivitas ekonomi setelah satu tahun pertumbuhan ekonomi diperkirakan turun hingga 8,5% hingga 9,5%.
Saat ini jumlah kasus di Filipina tercatat hampir 515.000 kasus dengan lebih dari 10.200 kasus kematian.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
"Saat ini, kita mempunyai kasus penularan lokal dengan seorang pasien atau kasus-kasus dengan varian tersebut yang telah menginfeksi masyarakat, keluarga mereka," kata Wakil Menteri Kesehatan Maria Rosario Vergeire kepada kanal berita ANC, Selasa.
Kementerian Kesehatan Filipina menyebut bahwa varian virus B.1.1.7 telah menyebar kepada 12 orang di Provinsi Bontoc, kawasan pegunungan di bagian utara, dengan jumlah 17 kasus varian tersebut di seluruh Filipina.
Kasus pertama COVID-19 "varian Inggris" di negara itu ditemukan pada seorang warga Filipina yang mempunyai riwayat perjalanan ke Uni Emirat Arab.
Atas pertimbangan kasus ini pula, Duterte menyebut dirinya tidak akan melanjutkan rencana yang akan mengizinkan anak-anak berusia 10-14 tahun di area berisiko rendah untuk dapat keluar rumah mulai 1 Februari mendatang.
Filipina, satu di antara sejumlah negara yang telah menerapkan pembatasan secara ketat, sejak Maret tahun lalu melarang anak-anak keluar rumah.
"Saya khawatir karena varian baru virus ini menyerang anak-anak. Mereka bisa menonton televisi saja seharian," kata Duterte, Senin (25/1) malam.
Pemerintah Filipina berharap bahwa pelonggaran pembatasan kepada anak-anak mungkin dapat memicu peningkatan aktivitas ekonomi setelah satu tahun pertumbuhan ekonomi diperkirakan turun hingga 8,5% hingga 9,5%.
Saat ini jumlah kasus di Filipina tercatat hampir 515.000 kasus dengan lebih dari 10.200 kasus kematian.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021