Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gorontalo Utara (Gorut) meminta pemerintah kabupaten setempat untuk menjaga produksi pangan khususnya beras di tengah bencana alam yang beruntun terjadi di daerah itu.

"Beberapa wilayah sebagai kantong produksi pertanian dilanda bencana banjir. Tidak hanya areal persawahan yang terendam namun perkebunan pun ikut terendam banjir," kata anggota Komisi III DPRD setempat, Wisye Pangemanan, di Gorontalo, Selasa.

Olehnya kata dia, pemerintah kabupaten (pemkab) perlu melakukan langkah strategis untuk mengantisipasi penurunan produksi pangan.

Mengingat curah hujan masih tinggi dan ancaman gagal tanam juga gagal panen sangat potensial terjadi.

"Tidak hanya itu, jika terus-terusan mengurus banjir yang merendam permukiman dan areal pertanian, bisa saja petani bosan menanam sehingga dapat berpengaruh pada produksi pangan di daerah ini," ujarnya.

Ia berharap, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan juga Dinas Ketahanan Pangan segera mencatat kantong-kantong produksi pertanian yang terdampak banjir.

Agar penanganan atau penanggulangannya dapat cepat dilakukan. Seperti di Kecamatan Kwandang, Tomilito, Anggrek, Monano, Biau dan Tolinggula yang rawan bencana banjir.

"Saya berharap pemerintah daerah memikirkan hal itu dengan serius apalagi tidak hanya banjir, kita pun sementara berupaya keras menghalau pandemi COVID-19. Agar tidak mempengaruhi sektor riil khususnya sektor pertanian menyangkut produksi pangan di daerah ini," ujarnya.

Data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan setempat, produksi beras di daerah itu rata-rata 5,5, hingga 6,7 ton per hektare.
 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021