Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengapresiasi UMKM di Gorontalo, yaitu UD Mulia Abadi, yang menembus pasar Singapura dengan mengekspor sebanyak 447 ekor kepiting bakau hidup.
"Kita bersyukur, berkat sinergi dan kerja sama yang intens antara BKIPM, pelaku usaha dan Bea Cukai, kesempatan ekspor kini semakin terbuka, termasuk oleh UMKM," kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Rina berharap ekspor 447 ekor kepiting bakau hidup dari UMKM Gorontalo ke pasar Singapura itu menjadi awal yang baik dan diharapkan ekspor dari Gorontalo kian meningkat ke depannya.
Sementara itu, Kepala SKIPM Gorontalo Hamzah memaparkan selama Februari 2021 telah terlaksana 25 pengiriman produk perikanan dari Gorontalo ke pasar ekspor, dengan total volume mencapai 4.708,6 kg senilai 19.298,78 dolar AS.
"Jepang dan Singapura menjadi dua negara tujuan utama ekspor dari Gorontalo," katanya.
Khusus Jepang, frekuensi pengiriman pada Februari mencapai 10 kali dengan jumlah 2.561,2 kg komoditas nonhidup. Nilai produk perikanan ke Negeri Sakura tersebut mencapai 10.285,55 dolar AS.
Kemudian, ke Singapura, telah dilakukan 15 kali pengiriman dengan jumlah sebanyak 2.147,4 kg komoditas nonhidup. Nilai ekspor ke Singapura pada Februari mencapai 9.013,22 dolar.
Dari sisi komoditas, Hamzah menyebut yang dominan diekspor selama Februari ialah ikan tuna.
Dia menegaskan jajarannya akan terus memberikan pelayanan optimal agar pelaku usaha semakin semangat dalam melakukan ekspor.
Sebelumnya, KKP mendorong usaha unit pengolah ikan (UPI) dapat memperbanyak ekspor ke banyak negara dari sebesar 157 negara yang telah bermitra dalam perdagangan dengan Indonesia.
Rina memaparkan bahwa sebanyak 2.191 UPI telah terdaftar ke negara mitra pada 2020. UPI tersebut bisa melakukan ekspor ke 157 negara yang telah bermitra dengan Indonesia.
Ia mengungkapkan bahwa jumlah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 11,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya, khususnya untuk negara Republik Rakyat Tiongkok.
"Hal ini disebabkan oleh tingginya minat UPI untuk melakukan ekspor ke Tiongkok," kata Kepala BKIPM KKP.
Rina menjabarkan registrasi UPI ke negara mitra tersebut di antaranya, 173 atau 7,9 persen di kawasan Uni Eropa, kemudian 173 atau 7,9 persen ke Norwegia, 544 atau 24,83 persen ke Korea Selatan, dan 563 atau 25,7 persen ke Tiongkok.
Kemudian, 466 atau 21,27 persen ke Vietnam, 238 atau 10,86 persen ke Kanada, 15 atau 0,68 persen ke negara Eurasia, dan 19 atau 0,87 persen ke Arab Saudi.
"Tentu ke depan, kita akan terus tingkatkan jumlah keberterimaan UPI ke negara-negara mitra," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
"Kita bersyukur, berkat sinergi dan kerja sama yang intens antara BKIPM, pelaku usaha dan Bea Cukai, kesempatan ekspor kini semakin terbuka, termasuk oleh UMKM," kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Rina berharap ekspor 447 ekor kepiting bakau hidup dari UMKM Gorontalo ke pasar Singapura itu menjadi awal yang baik dan diharapkan ekspor dari Gorontalo kian meningkat ke depannya.
Sementara itu, Kepala SKIPM Gorontalo Hamzah memaparkan selama Februari 2021 telah terlaksana 25 pengiriman produk perikanan dari Gorontalo ke pasar ekspor, dengan total volume mencapai 4.708,6 kg senilai 19.298,78 dolar AS.
"Jepang dan Singapura menjadi dua negara tujuan utama ekspor dari Gorontalo," katanya.
Khusus Jepang, frekuensi pengiriman pada Februari mencapai 10 kali dengan jumlah 2.561,2 kg komoditas nonhidup. Nilai produk perikanan ke Negeri Sakura tersebut mencapai 10.285,55 dolar AS.
Kemudian, ke Singapura, telah dilakukan 15 kali pengiriman dengan jumlah sebanyak 2.147,4 kg komoditas nonhidup. Nilai ekspor ke Singapura pada Februari mencapai 9.013,22 dolar.
Dari sisi komoditas, Hamzah menyebut yang dominan diekspor selama Februari ialah ikan tuna.
Dia menegaskan jajarannya akan terus memberikan pelayanan optimal agar pelaku usaha semakin semangat dalam melakukan ekspor.
Sebelumnya, KKP mendorong usaha unit pengolah ikan (UPI) dapat memperbanyak ekspor ke banyak negara dari sebesar 157 negara yang telah bermitra dalam perdagangan dengan Indonesia.
Rina memaparkan bahwa sebanyak 2.191 UPI telah terdaftar ke negara mitra pada 2020. UPI tersebut bisa melakukan ekspor ke 157 negara yang telah bermitra dengan Indonesia.
Ia mengungkapkan bahwa jumlah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 11,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya, khususnya untuk negara Republik Rakyat Tiongkok.
"Hal ini disebabkan oleh tingginya minat UPI untuk melakukan ekspor ke Tiongkok," kata Kepala BKIPM KKP.
Rina menjabarkan registrasi UPI ke negara mitra tersebut di antaranya, 173 atau 7,9 persen di kawasan Uni Eropa, kemudian 173 atau 7,9 persen ke Norwegia, 544 atau 24,83 persen ke Korea Selatan, dan 563 atau 25,7 persen ke Tiongkok.
Kemudian, 466 atau 21,27 persen ke Vietnam, 238 atau 10,86 persen ke Kanada, 15 atau 0,68 persen ke negara Eurasia, dan 19 atau 0,87 persen ke Arab Saudi.
"Tentu ke depan, kita akan terus tingkatkan jumlah keberterimaan UPI ke negara-negara mitra," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021