Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Forum Anak Lahilote (Foanla) Kota Gorontalo memperingati Hari Anak Nasional yang dipusatkan di Pasar Sentral, Kota Gorontalo, karena banyaknya anak-anak putus sekolah di pasar tradisional itu.
"Kami mengunjungi pasar sentral pada hari Hari Anak Nasional, untuk menemui anak-anak yang berada di pasar ini, seperti anak putus sekolah dan buruh angkut anak serta penjual tas," kata Eryanto Irfan, salah seorang anggota Foanla, Jumat.
Selain mengunjungi anak-anak yang berada dipasar sentral, Foanla juga memberikan motivasi agar bisa kembali bersekolah, serta memberikan permainan dengan memberikan hadiah-hadiah kepada anak-anak tersebut.
"Selain pasar sentral Gorontalo, kami juga akan mendatangi beberapa daerah lainnya yang telah kami survei terdapat anak-anak putus sekolah dan anak-anak yang sering berada di jalanan," kata Eryanto.
Lulu, salah seorang anak penjual tas plastik di pasar sentral mengatakan, sebenarnya ia bercita-cita ingin menjadi polisi jika kelak besar nanti.
"Saya menjual tas plastik belanjaan di pasar sentral dari siang setelah pulang sekolah, agar bisa punya uang untuk bayar uang sekolah," ungkap Lulu saat di temui FOANLA di Pasar tersebut.
FOANLA adalah sebuah organisasi yang telah berdiri sejak tahun 2013 dan telah memiliki anggota di seluruh sekolah dan tiap anggota tidak boleh berumur lebih dari 18 tahun.
Sejumlah warga memberikan apresiasi atas upaya Foanla memberikan perhatian kepada anak-anak, terutama yang sudah putus sekolah.
"Memang banyak anak-anak di pasar sentral ini yang putus sekolah, harusnya mereka diberi perhatian orang tua untuk kembalikan bersekolah," ujar Sami, salah satu warga setempat.
Bahkan pemerintah daerah harus pro aktif untuk menertibkan dan mengembalikan anak-anak putus sekolah, tidak berada di pasar tradisional, karena bisa saja mereka dieksploitasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015
"Kami mengunjungi pasar sentral pada hari Hari Anak Nasional, untuk menemui anak-anak yang berada di pasar ini, seperti anak putus sekolah dan buruh angkut anak serta penjual tas," kata Eryanto Irfan, salah seorang anggota Foanla, Jumat.
Selain mengunjungi anak-anak yang berada dipasar sentral, Foanla juga memberikan motivasi agar bisa kembali bersekolah, serta memberikan permainan dengan memberikan hadiah-hadiah kepada anak-anak tersebut.
"Selain pasar sentral Gorontalo, kami juga akan mendatangi beberapa daerah lainnya yang telah kami survei terdapat anak-anak putus sekolah dan anak-anak yang sering berada di jalanan," kata Eryanto.
Lulu, salah seorang anak penjual tas plastik di pasar sentral mengatakan, sebenarnya ia bercita-cita ingin menjadi polisi jika kelak besar nanti.
"Saya menjual tas plastik belanjaan di pasar sentral dari siang setelah pulang sekolah, agar bisa punya uang untuk bayar uang sekolah," ungkap Lulu saat di temui FOANLA di Pasar tersebut.
FOANLA adalah sebuah organisasi yang telah berdiri sejak tahun 2013 dan telah memiliki anggota di seluruh sekolah dan tiap anggota tidak boleh berumur lebih dari 18 tahun.
Sejumlah warga memberikan apresiasi atas upaya Foanla memberikan perhatian kepada anak-anak, terutama yang sudah putus sekolah.
"Memang banyak anak-anak di pasar sentral ini yang putus sekolah, harusnya mereka diberi perhatian orang tua untuk kembalikan bersekolah," ujar Sami, salah satu warga setempat.
Bahkan pemerintah daerah harus pro aktif untuk menertibkan dan mengembalikan anak-anak putus sekolah, tidak berada di pasar tradisional, karena bisa saja mereka dieksploitasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015