Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo mengungkapkan dari sekitar 207 ribu hektar lahan yang ditanami padi dan palawija di daerah tersebut, 10 ribu hektare diantaranya terkena dampak dari kekeringan.

Namun demikian, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Mulyadi D. Mario di Gorontalo, Kamis menyatakan, pihaknya belum mengategorikan tingkat kekeringan dan dampak musim kemarau tersebut serta berupaya membantu petani mengatasi masalah terkait pengadaan air.

Pihaknya akan mengerahkan 54 unit pompa yang berkapasitas 15 hingga 20 liter per detik untuk setiap unit guna membantu petani dalam mendapatkan air tanah untuk mengairi lahan yang kekeringan.

"Kami juga perlu memastikan apakah pompa tersebut digunakan dengan tepat, misalnya di lokasi tersebut memiliki sumber air yang masih cukup atau tidak," tambahnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Operasi Sumber Daya Air pada Balai Sungai Sulawesi II Ranti Mohammad mengatakan pihaknya juga telah mengerahkan 80 unit sumur suntik di Kabupaten Gorontalo yang memiliki lebih banyak lahan sawah dan kebun.

Menurut dia pompa tersebut dipinjamkan kepada kelompok tani, tetapi tidak disertai dengan bahan bakar karena Balai Sungai tidak memiliki anggaran untuk itu.

Sejumlah petani di Kabupaten Gorontalo mengaku keberadaan sumur suntik tidak banyak membantu dalam mengatasi ancaman gagal panen yang terjadi.

"Sumur suntik kapasitasnya terbatas sehingga hanya bisa mengairi lahan yang dekat dengan sumur. Sementara lahan-lahan di sebelahnya tetap tidak mendapatkan air," kata petani di Kecamatan Bongomeme, Rahman.

Ia menuturkan di lokasi tersebut tidak memiliki irigasi sehingga setiap musim kemarau para petani kerap berhadapan dengan kegagalan panen.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015