Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Aparatur Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Utara diminta ikut menangani dampak dari musim kekeringan yang melanda daerah ini.

"Aparatur harus peka terhadap kondisi kekeringan yang dialami dan dirasakan masyarakat saat ini, sehingga seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib proaktif ikut menangani bencana yang melanda daerah ini sejak bulan Juni lalu," ujar Wakil Bupati Roni Imran, Senin.

Menurut ia, masyarakat sedang cemas menghadapi musim kemarau berkepanjangan, sehingga aparatur mulai dari tingkat desa hingga kabupaten diminta untuk lebih peka.

Seperti kejadian yang menimpa masyarakat di wilayah Mootinelo dan Molingkapoto, bahkan menjangkau perkantoran dan rumah dinas pejabat daerah yang tidak akan menikmati air bersih dari Sarana Penyedia Air Minum (SPAM) akibat terpotongnya pipa air oleh kontraktor pelaksana jembatan di Desa Mootinelo.

"Seharusnya, pihak pelaksana pekerjaan berkonsultasi dengan instansi teknis terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum sebelum mengambil keputusan memotong pipa air tersebut, sebab dampaknya sangat dirasakan masyarakat," kata Wakil Bupati.

Sehingga ia menilai, keputusan tersebut sangat sepihak dan tidak manusiawi, sebab melakukan pemutusan sarana publik di saat kekeringan melanda wilayah ini.

"Ini juga terjadi akibat kurangnya kepekaan aparatur pemerintah daerah terhadap kondisi pembangunan yang berlangsung, sehingga keputusan-keputusan sepihak muncul tanpa ada koordinasi," ujarnya.

Hal tersebut membuat ia memilih berkantor di Badan Layanan Umum (BLU-SPAM) agar bisa menuntaskan persoalan teknis dan administrasi untuk mengatasi krisis air di daerah ini.

"Saya terpaksa menghentikan sementara pekerjaan jembatan tersebut, sebelum pihak pelaksana proyek bertanggung jawab terhadap putusnya pipa instalasi BLU-SPAM," tegasnya.

Kekeringan melanda 10 kecamatan dari 11 kecamatan yang ada di kabupaten ini, yaitu Kwandang, Tomilito, Anggrek, Monano, Ponelo Kepulauan, Sumalata, Sumalata Timur, Tolinggula, Atinggola dan Gentuma.

Bencana tersebut kata Wakil Bupati, sangat berpengaruh terhadap perputaran perekonomian di daerah ini yang menjadi lambat, akibat usaha-usaha kecil yang terhenti karena sulitnya masyarakat mendapatkan air bersih.

Bahkan Dinas Pertanian setempat menyebut, 918 hektare sawah dari 6 ribu hektare luas tanam tersebar di 11 kecamatan terancam gagal panen.

"Jika dalam dua pekan ini hujan tak kunjung turun, dipastikan petani di daerah ini mengalami gagal panen," ujar Kepala Dinas Pertanian, Idrus Labantu.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015