Yayasan Kompas Peduli Hutan (KOMIU) menjumpai 27 spesies burung endemik Sulawesi di alam liar dalam beberapa tahun terakhir.

"Sejauh ini kami sudah mengamati kurang lebih 109 spesies burung, 27 spesies di antaranya berstatus di lindungi," kata Direktur Pelaksana Harian Yayasan KOMIU Gifvents saat dihubungi dari Palu, Minggu.

Ia menjelaskan bahwa yayasan melakukan pengamatan, pengidentifikasian, dan pendokumentasian spesies-spesies burung endemik Sulawesi dalam beberapa tahun terakhir.

Spesies burung endemik Sulawesi yang dijumpai selama kegiatan pengamatan di antaranya empat spesies burung yang dilindungi yakni elang ular sulawesi (Spilornis rufipectus), elang alap kepala kelabu (Accipiter griseiceps), serindit sulawesi (Loriculus Stigmatus), dan julang sulawesi (Aceros cassidix).

Yayasan KOMIU juga menemukan jejak burung maleo yang statusnya terancam punah di sekitar kawasan hutan di Kelurahan Kayumalue, Palu.

"Kami sedang melakukan pengamatan. Kami menemukan jejak maleo tetapi secara fisik belum dijumpai. Bulan Juni-Agustus musim burung ini bertelur," kata Gifvents.

Menurut dia, ada kurang lebih 200 spesies endemik di kawasan hutan Sulawesi Tengah yang belum dijumpai.

Ia mengemukakan bahwa alih fungsi hutan dan kegiatan perburuan liar telah mengancam kelestarian populasi burung endemik Sulawesi.

"Informasi kami dapat, sebenarnya burung-burung endemik banyak di sekitar kebun pinggiran hutan apalagi memasuki musim buah, tetapi kondisi sekarang sulit dijumpai," katanya.

Dia menekankan pentingnya penggiatan upaya pelindungan satwa endemik dan penanganan masalah yang mengancam kelestarian satwa endemik seperti perburuan dan alih fungsi hutan.

Pewarta: Mohamad Ridwan

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021