Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sejak tiga pekan terakhir ini, pendapatan pedagang daging sapi di Gorontalo mengalami penurunan, karena sepi pembeli.

Ishak salah seorang pedagang daging sapi di jalan Tondano, Kota Gorontalo, Minggu, mengatakan sejak selesai merayakan ketupat beberapa pekan lalu, omzet penjualan daging maupun tulang sapi mengalami penurunan.

"Sejak beberapa pekan terakhir ini, penghasilan para pedagang daging mengalami penurunan sangat drastis," Kata Ishak.

Ia menjelaskan, saat ini rata-rata pedagang hanya bisa menjual 20 hingga 30 daging sapi setiap hari, tulang memang tidak laku sama sekali sehingga banyak yang disimpan.

Ia mengungkapkan, saat menjelang lebaran hingga perayaan ketupat lalu, setiap tempat penjualan daging dan tulang, melakukan pemotongan sapi rata-rata 3 hingga 4 ekor sehingga jika ditotal tiap hari bisa menjual daging antara 400 hingga 500 kg dan tulang 100 hingga 150 kg.

Namun, sejak beberapa pekan teakhir ini melakukan pemotongan sapi satu ekor, dagingnya bisa laku dua hingga tiga hari itupun harga turun yakni hanya Rp95.000 hingga Rp97.500 per kg dan tulang Rp25.000 hingga Rp30.000 perkg.

Menurut dia, biasanya daging segar dijual Rp100.000 perkg sedangkan tulang Rp40.000 per kg, namun karena sudah disimpan maka harganya terpaksa turun.

Udin salah seorang pedagang sapi di pasar sentral Kota Gorontalo mengatakan, pedagang di daerah ini tidak terpengaruh dengan naikknya harga daing dan tulang di beberapa daerah, sebab stok sapi potong di Gorontalo mencukupi.

Dia menjelaskan, sepinya pembeli tidak dipengaruhi dengan adanya kenaikkan harga daging di beberapa daerah di Indonesia, namun memang sudah menjadi tradisi setiap selesai lebaran dan perayaan ketupat, pasaran daging sapi lesu di daerah ini.

Lesunya pasar ataupun peminta daging di Gorontalo akan terjadi, sampai selesai hari raya Idul Adha nanti, Kata Udin.

Pewarta: M.F. Said

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015