Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kementerian Perindustrian Adie Rochmanto Pandiangan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu mengatakan, permintaan luar negeri untuk produk tekstil dan pakaian jadi yang termasuk alas kaki mengalami peningkatan volume, yaitu sebesar 7,34 persen (yoy) untuk produk tekstil, 3,08 persen (yoy) untuk pakaian jadi, serta sebesar 12,56 persen (yoy) untuk alas kaki.
Menurut dia, peningkatan yang ekspansif ini turut meningkatkan kontribusi industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu sebesar 19,28 persen (yoy), atau naik dari periode yang sama di tahun 2023 yang hanya 18,57 persen (yoy).
“Hal ini menyiratkan bahwa industri pengolahan masih menjadi mesin penggerak utama perekonomian Indonesia,” ujar dia.
Ia menyampaikan pertumbuhan itu juga sejalan dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada industri tekstil dan pakaian jadi yang terus mengalami kenaikan.
Untuk industri tekstil, pihaknya mencatat pada April terjadi peningkatan hingga mencapai posisi ekspansi sejak pertama kali IKI dirilis, sementara industri pakaian terus mengalami ekspansi sejak akhir 2023 hingga saat ini.
Lebih lanjut ia menyampaikan selain pesanan ekspor, stabilitas konsumsi rumah tangga domestik yang ditopang oleh pelaksanaan Pemilu 2024, hari libur nasional, cuti bersama, serta Lebaran Idul Fitri juga membantu mendorong pertumbuhan sektor tersebut.
Berdasarkan prompt manufacturing index BI (PMI-BI) pada triwulan I 2024, industri tekstil dan pakaian jadi meningkat dan berada pada fase ekspansi dengan indeks sebesar 57,40 persen. Demikian juga industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki sebesar 55,36 persen.
Selain itu, kinerja industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki pada triwulan II-2024 diperkirakan akan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi yaitu sebesar 61,07 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenperin: Industri tekstil-pakaian tumbuh ekspansif karena ekspor