Wakil Ketua DPR-RI Rachmat Gobel meminta jajaran pemerintah melakukan aksi nyata untuk mewujudkan pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pidato kenegaraan tentang kemandirian dan bangga buatan Indonesia khususnya di bidang kesehatan dengan mempermudah investasi pada industri kesehatan.
"Dorong investor untuk berinvestasi di bidang kesehatan, beri kemudahan," kata pada keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Kemudian, kata dia, bila telah ada industri dalam negeri yang memproduksi obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan, maka pemerintah harus mengutamakan produk dalam negeri.
"Harus ada keberpihakan dan pengawalan khusus, sehingga jangan sampai tong kosong nyaring bunyinya. Kadang-kadang ini masalah di tingkat pelaksana yang tidak memahami visi Presiden," kata Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan DPR RI tersebut.
Rachmat Gobel juga menyampaikan empat poin yang harus menjadi perhatian pemerintah. Pertama, Indonesia harus mandiri dan merdeka di bidang kesehatan.
"Dari kasus pandemi Covid-19 ini, kita benar-benar diperlihatkan bahwa kita sangat tergantung pada impor untuk pengadaan obat, vaksin, dan alat kesehatan," kata Wakil Ketua DPR-RI dari Partai Nasdem itu.
Oleh karena itu, lanjut dia, sudah saatnya pemerintah membangun industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan secara mandiri. "Berikan insentif, lakukan perlindungan, dan berikan kemudahan terhadap industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan dalam negeri," ujarnya menegaskan.
Kedua, ketergantungan obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan selain berdampak pada harga yang mahal dan menghabiskan devisa, juga menghadapi risiko kelangkaan di saat Indonesia membutuhkan.
Hal itu menjadi salah satu faktor yang banyak kematian. Menurut dia, setelah pandemi COVID-19, dunia masih didominasi masalah kesehatan.
"Indonesia telah berkali-kali menjadi korban dari penyakit akibat virus ini seperti flu burung, flu babi, dan sebagainya. Ini bukan hanya merongrong kesehatan rakyat tapi juga menggerus kualitas SDM, mengganggu ketahanan nasional, dan menggoyahkan ekonomi nasional," kata Rachmat Gobel.
Ketiga, Program Bangga Buatan Indonesia jangan hanya menjadi slogan kosong. Presiden telah membuat regulasi dan membuat kebijakan tentang TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), kata dia, namun semua itu butuh pengawalan di lapangan, khususnya dalam belanja pemerintah, belanja BUMN, dan dalam proyek-proyek pemerintah.
"Harus ada pemihakan dan pengawalan agar produk dalam negeri berdaulat di negerinya sendiri," ujar Rachmat Gobel yang juga mantan Menteri Perdagangan itu.
Keempat, penguatan industri dalam negeri ini selain bisa mengubah Indonesia dari negara konsumen menjadi negara produsen, dari bangsa pedagang ke negara pencipta.
"Hal ini akan memberikan kebanggaan, harga diri, dan juga menyerap tenaga kerja serta meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Membangun industri itu bukan hanya soal tenaga kerja tapi kemampuan mencipta suatu produk," kata mantan Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Industri itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
"Dorong investor untuk berinvestasi di bidang kesehatan, beri kemudahan," kata pada keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Kemudian, kata dia, bila telah ada industri dalam negeri yang memproduksi obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan, maka pemerintah harus mengutamakan produk dalam negeri.
"Harus ada keberpihakan dan pengawalan khusus, sehingga jangan sampai tong kosong nyaring bunyinya. Kadang-kadang ini masalah di tingkat pelaksana yang tidak memahami visi Presiden," kata Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan DPR RI tersebut.
Rachmat Gobel juga menyampaikan empat poin yang harus menjadi perhatian pemerintah. Pertama, Indonesia harus mandiri dan merdeka di bidang kesehatan.
"Dari kasus pandemi Covid-19 ini, kita benar-benar diperlihatkan bahwa kita sangat tergantung pada impor untuk pengadaan obat, vaksin, dan alat kesehatan," kata Wakil Ketua DPR-RI dari Partai Nasdem itu.
Oleh karena itu, lanjut dia, sudah saatnya pemerintah membangun industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan secara mandiri. "Berikan insentif, lakukan perlindungan, dan berikan kemudahan terhadap industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan dalam negeri," ujarnya menegaskan.
Kedua, ketergantungan obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan selain berdampak pada harga yang mahal dan menghabiskan devisa, juga menghadapi risiko kelangkaan di saat Indonesia membutuhkan.
Hal itu menjadi salah satu faktor yang banyak kematian. Menurut dia, setelah pandemi COVID-19, dunia masih didominasi masalah kesehatan.
"Indonesia telah berkali-kali menjadi korban dari penyakit akibat virus ini seperti flu burung, flu babi, dan sebagainya. Ini bukan hanya merongrong kesehatan rakyat tapi juga menggerus kualitas SDM, mengganggu ketahanan nasional, dan menggoyahkan ekonomi nasional," kata Rachmat Gobel.
Ketiga, Program Bangga Buatan Indonesia jangan hanya menjadi slogan kosong. Presiden telah membuat regulasi dan membuat kebijakan tentang TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), kata dia, namun semua itu butuh pengawalan di lapangan, khususnya dalam belanja pemerintah, belanja BUMN, dan dalam proyek-proyek pemerintah.
"Harus ada pemihakan dan pengawalan agar produk dalam negeri berdaulat di negerinya sendiri," ujar Rachmat Gobel yang juga mantan Menteri Perdagangan itu.
Keempat, penguatan industri dalam negeri ini selain bisa mengubah Indonesia dari negara konsumen menjadi negara produsen, dari bangsa pedagang ke negara pencipta.
"Hal ini akan memberikan kebanggaan, harga diri, dan juga menyerap tenaga kerja serta meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Membangun industri itu bukan hanya soal tenaga kerja tapi kemampuan mencipta suatu produk," kata mantan Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Industri itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021