Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Musim kemarau panjang ternyata membuat pengrajin kasur kapuk dan bantal kapuk di Kelurahan Donggala, Kota Gorontalo, dapat membuat kasur dan bantal lebih lancar dibandingkan sebelumnya jika terjadi musim hujan.

Hal ini disebabkan pada musim kemarau para pengrajin dapat mengolah bahan mentah kapuk, yaitu menjemur dan memisahkan kapuk dari biji menjadi lebih mudah.

"Kalau musim hujan, kami pengrajin kasur kapuk mengalami hambatan saat akan menjemur dan memisahkan biji kapuk karena bergantung pada matahari, dan pada saat musim panas seperti sekarang, proses pemisahan biji kapuk dan penjemuran lebih lancar," kata Kadir Umar (59), seorang pengrajin kasur kapuk di Kelurahan Donggala, Rabu.

Hal serupa dikatakan Salma Ali (55), pada musim kering seperti sekarang, penjemuran kapuk menjadi lebih mudah, namun mengalami sedikit hambatan karena angin yang bertiup cukup kencang.

"Saat musim panas, produksi kasur kapuk mengalami peningkatan, saat musim hujan kami hanya dapat membuat satu hingga dua buah kasur setiap harinya, namun saat musim panas kami membuat tiga hingga lima kasur setiap hari," ungkapnya.

Kasur kapuk produksi Kelurahan Donggala dijual di Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo hingga Manado, Provinsi Sulawesi Utara.

Untuk harga kasur pengrajin mematok harga Rp450 ribu untuk kasur berukuran 1,6 meter kali dua meter dengan tinggi 12cm.

Kemudian bantal guling ukuran 60 cm kali 90 cm seharga Rp40 ribu dan bantal kepala ukuran 40 cm kali 50 cm seharga Rp25 ribu perbuah.

Namun Salma menambahkan, pada musim panas saat ini para pengrajin mengalami sedikit hambatan saat penjemuran kapuk, karena angin yang bertiup cukup kencang.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015