Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup melemah, seiring eskalasi jumlah kasus positif COVID-19 di dalam negeri.

Rupiah sore ini ditutup melemah 21 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.378 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.357 per dolar AS.

"Isu wait-and-see pertemuan BoE dan ECB ditambah kenaikan kasus yang terus menerus terlihat naik, membuat gerak rupiah relatif melemah hari ini," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Dari domestik, kata dia, pelaku pasar masih mewaspadai kenaikan jumlah kasus positif COVID-19 harian yang kemarin menembus 17 ribu kasus per hari.

Jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Tanah Air pada Rabu (2/2) kemarin mencapai 17.895 kasus sehingga total kasus mencapai 4,39 juta kasus. Khusus untuk kasus positif varian Omicron telah mencapai 3.161 kasus.

Nikolas menilai di tengah rencana kenaikan suku bunga The Fed, ada perimbangan isu dari bank sentral negara lain. Hari ini ada pertemuan bank sentral Inggris Bank of England (BoE) dan Bank Sentral Eropa (ECB).

Untuk BoE, lanjut Nikolas, prospeknya adalah kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin. Sementara ECB diperkirakan masih relatif mempertahankan suku bunga.

"Namun kedua bank sentral tersebut layak diperhatikan karena jika memberikan suara yang optimistis, maka bisa saja mengimbangi gerak dolar AS alias sedikit memberikan tahanan naik ke dolar AS," ujar Nikolas.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.364 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.363 per dolar AS hingga Rp14.391 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke posisi Rp14.381 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.347 per dolar AS.


 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022