Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup turun terbatas di tengah pasar mencermati utang Pemerintah Indonesia.
Pada akhir perdagangan Rabu, rupiah tergelincir satu poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.215 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.214 per dolar AS.
"Pasar terus memantau kondisi utang pemerintah yang membengkak dan sudah berada dalam posisi tidak aman," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, posisi utang pemerintah pada Mei 2024 mencapai Rp8.353,02 triliun. Rasio utang pemerintah terhadap pendapatan saat ini sudah mencapai 300 persen. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan posisi 31 Desember 2023 yang sebesar 292,6 persen.
Di sisi eksternal, sebagian besar pedagang tetap bias terhadap greenback di tengah ketidakpastian yang terus-menerus mengenai pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2024, terutama setelah Presiden AS Joe Biden mundur dari pencalonan dan mendukung Wakil Presiden AS Kamala Harris sebagai kandidat dari Partai Demokrat.
Harris terlihat dengan cepat mengumpulkan dukungan dari partai tersebut, sehingga menyiapkannya untuk berhadapan dengan calon dari Partai Republik Donald Trump tahun ini. Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan jajak pendapat Harris sedikit mengungguli Trump setelah ia mendapat dukungan dari Biden.
Selain itu, pasar Tiongkok mengalami penurunan yang berkepanjangan dalam beberapa sesi terakhir karena sentimen terhadap negara tersebut memburuk akibat data perekonomian yang mengecewakan, terutama data yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan pada kuartal kedua.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke level Rp16.224 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.204 per dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah turun terbatas di tengah pasar cermati utang Pemerintah RI