Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menetapkan status siaga bencana banjir di daerah itu, menyusul bencana banjir yang terjadi sejak Ahad, 20 Maret 2022.

"Hari Ahad kemarin, sebagian besar wilayah di Kecamatan Kwandang terendam banjir dengan ketinggian air merata setinggi paha orang dewasa. Begitupun di beberapa desa di Kecamatan Tomilito yang terendam banjir sejak pukul 15.00 WITA dan mulai berangsur surut pukul 20.00 WITA," kata Kepala BPBD Gorontalo Utara, Asri Ode Muisi, di Gorontalo, Senin.

Banjir juga melanda wilayah Kecamatan Atinggola pada hari ini (21 Maret 2022), banjir merendam Desa Posono dengan ketinggian air bervariasi hingga mencapai lutut orang dewasa.

Pihaknya, terus berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan, serta instansi teknis terkait dalam upaya penanggulangan bencana banjir.



"Kami pun berkonsentrasi pada penanganan pasca banjir, termasuk menyiapkan surat resmi ditanda tangani Bupati/Wakil Bupati yang menerbitkan status siaga bencana. Mengingat dokumen itu diperlukan untuk penanganan bencana banjir bagi instansi berwenang lainnya, seperti pihak Balai Sungai," katanya.

Sejauh ini BPBD menyampaikan kepada warga untuk mewaspadai curah hujan tinggi yang melanda wilayah tersebut.

Warga yang bermukim di daerah aliran sungai, juga di bawah lereng bukit agar senantiasa waspada saat cuaca ekstrem melanda.

"Jika hujan deras terus mengguyur dalam waktu panjang, agar warga segera melakukan upaya evakuasi dini. Jangan berdiam di dalam rumah untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan," katanya.

Mengingat pemicu banjir tidak hanya curah hujan tinggi yang menyebabkan luapan air dari daerah aliran sungai.

Namun, banjir pun disebabkan luncuran air dari wilayah perbukitan yang gundul. "Tidak ada pohon keras yang mampu menahan air menyebabkan luncuran cukup deras dari perbukitan ditambah material batu dan tanah," katanya pula.

Ia berharap, upaya tercepat dalam penanggulangan banjir agar warga tidak membuka areal pertanian di daerah kemiringan di atas 15 derajat.

"Kondisi itu sangat beresiko menyebabkan banjir," katanya lagi.

Pihaknya mencatat, sejumlah wilayah terdampak seperti Desa Leboto, Titidu, Posso, Moluo, Molingkapoto dan Katialada Kecamatan Kwandang terendam banjir.

Kondisi tersebut juga melanda Desa Jembatan Merah dan Milango Kecamatan Tomilito dengan ketinggian air mencapai 1 meter bahkan belasan rumah di Jembatan Merah tertutup air hingga atap.

"Penyebabnya, pintu air di daerah aliran sungai jembatan dua di Desa Jembatan Merah rusak berpapasan dengan air pasang laut menyebabkan banjir dengan ketinggian air cukup ekstrem," ujarnya.*
 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022