Jakarta (ANTARA GORONTALO) - University of Michigan mengembangkan tampilan
Braille menggunakan gelembung mikrofluida berisi udara atau cairan untuk
menghasilkan susunan tanda benjolan sesuai permintaan, memungkinkan
tunanetra membaca diagram atau bentuk grafik yang lain.
Tak seperti kebanyakan tampilan Braille yang mengandalkan motor, layar baru ini tidak membutuhkan banyak ruang.
Sekolah itu menginginkan tablet mobile yang dapat memunculkan titik-titik saat penggunanya membutuhkan.
Dan yang penting teknologinya relatif murah. Sementara satu tampilan Braille multi garis penuh butuh 55.000 dolar AS menggunakan teknologi mapan, penggunaan mikrofluida bisa menekan harga satu tablet menjadi di bawah 1.000 dolar AS.
Teknologi itu memungkinkan tunanetra membaca, berkomunikasi, dan bahkan merasakan beberapa elemen dasar grafis.
Meski tidak akan sepenuhnya menjadi pengganti visual atau input layar sentuh, teknologi itu akan memberikan beberapa informasi spasial bagi orang tunatetra, demikian seperti dilansir laman Engadget.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
Tak seperti kebanyakan tampilan Braille yang mengandalkan motor, layar baru ini tidak membutuhkan banyak ruang.
Sekolah itu menginginkan tablet mobile yang dapat memunculkan titik-titik saat penggunanya membutuhkan.
Dan yang penting teknologinya relatif murah. Sementara satu tampilan Braille multi garis penuh butuh 55.000 dolar AS menggunakan teknologi mapan, penggunaan mikrofluida bisa menekan harga satu tablet menjadi di bawah 1.000 dolar AS.
Teknologi itu memungkinkan tunanetra membaca, berkomunikasi, dan bahkan merasakan beberapa elemen dasar grafis.
Meski tidak akan sepenuhnya menjadi pengganti visual atau input layar sentuh, teknologi itu akan memberikan beberapa informasi spasial bagi orang tunatetra, demikian seperti dilansir laman Engadget.
Penerjemah: Try Reza Essra
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016