Masyarakat Desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo menggelar tradisi walima atau perayaan Maulid Nabi Muhammad  SAW di Masjid Walima Emas, Selasa.

Bagi warga, perayaan maulid kali ini terasa istimewa karena untuk pertama kalinya dilaksanakan di masjid yang berada di puncak bukit kapur yang tandus, dengan jarak satu kilometer dari perkampungan warga.

Salah seorang warga, Farida Kasim (57) mengatakan sejak Senin malam para pelantun zikir (dikili) sudah memadati masjid tersebut.

Lantunan dikili dikumandangkan tak putus-putusnya sejak malam hingga pagi, dengan menggunakan dua Bahasa yakni Arab dan Gorontalo.

“Isi dikili ini adalah sejarah Nabi Muhammad, termasuk sifat-sifat yang harus diteladani masyarakat,” kata Farida.

Para sesepuh kampung juga mengikuti dikili, yang disertai dengan membakar kemenyan dalam polutube atau wadah berupa gerabah serta wewangian lain yang memenuhi ruangan masjid.

Setelah dzikir semalam penuh, warga mengarak tolangga yakni usungan kayu yang dihias dengan kue kue-kue tradisional Gorontalo dari rumah ke masjid di atas bukit itu.

Arakan tolangga itu dilakukan para siswa SMK Pariwisata, sebuah sekolah vokasi yang didirikan oleh salah seorang tokoh Gorontalo yakni almarhum Yosep Tahir Maruf.

Iring-iringan tolangga yang dibawa naik turun punggung bukit sebelum dimasukkan ke serambi masjid, menarik perhatian para pengunjung.

“Parade walima ini adalah atraksi yang ditunggu wisatawan. Kami melibatkan para siswa agar mereka dapat melestarikan tradisi ini sebagai bagian dari agenda pariwisata daerah ,” kata panitia walima, Hasan Rahim.

Sebelumnya Desa Bongo merupakan juara 2 kategori desa berkembang pada lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2021.

Desa ini menyajikan atraksi walima sebagai ikon wisata, yang dilestarikan masyarakatnya sejak dulu hingga sekarang.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022