Gorontalo, (Antara Gorontalo) - Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Telaga Biru, Yasin J mengunjungi Hapsah Ham, guru yang tinggal di tempat yang merupakan bekas kandang ayam.
"Kami akan melaporkan kondisinya kepada Diknas Kabupaten. Kami ke sini ingin mengecek kebenaran informasi yang beredar belakangan ini," kata Yasin di Gorontalo, Sabtu.
Ia menjelaskan, Hapsah merupakan guru honor di Taman Kanak-kanak Beringin dan sudah 12 tahun mengabdi untuk negara.
Sementara gaji yang diperolehnya sebesar Rp400 ribu per bulan, namun baru diserahkan setiap tiga bulan.
"Jam mengajarnya sama dengan guru lain. Pagi sampai siang, hari Senin sampai Sabtu," ujarnya.
Hapsah dan suaminya serta dua anaknya saat ini tinggal di bekas kandang ayam di Desa Talumelito, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, karena tidak punya tempat tinggal lain yang lebih layak.
Ia mengaku terpaksa tinggal di tempat itu sejak pertengahan 2015, karena tak punya uang cukup untuk menyewa rumah. Bekas kandang ayam tersebut milik orang lain yang ikhlas meminjamkannya untuk Hapsah dan keluarga.
"Gaji saya lancar walaupun dibayarkan tiap tiga bulan. Tapi tentu saja belum bisa memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak saya," katanya.
Suaminya bekerja sebagai sopir bentor (becak motor) dan menyetorkan uang sebanyak Rp20.000 per hari kepada pemilik bentor.
Bertekad ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil, Hapsah memilih melanjutkan pendidikannya di Universitas Terbuka saat ini.
"Kami harus berhemat karena saya masih kuliah, dua anak sekolah. Pilihannya ya harus tinggal di tempat yang gratis seperti ini," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
"Kami akan melaporkan kondisinya kepada Diknas Kabupaten. Kami ke sini ingin mengecek kebenaran informasi yang beredar belakangan ini," kata Yasin di Gorontalo, Sabtu.
Ia menjelaskan, Hapsah merupakan guru honor di Taman Kanak-kanak Beringin dan sudah 12 tahun mengabdi untuk negara.
Sementara gaji yang diperolehnya sebesar Rp400 ribu per bulan, namun baru diserahkan setiap tiga bulan.
"Jam mengajarnya sama dengan guru lain. Pagi sampai siang, hari Senin sampai Sabtu," ujarnya.
Hapsah dan suaminya serta dua anaknya saat ini tinggal di bekas kandang ayam di Desa Talumelito, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, karena tidak punya tempat tinggal lain yang lebih layak.
Ia mengaku terpaksa tinggal di tempat itu sejak pertengahan 2015, karena tak punya uang cukup untuk menyewa rumah. Bekas kandang ayam tersebut milik orang lain yang ikhlas meminjamkannya untuk Hapsah dan keluarga.
"Gaji saya lancar walaupun dibayarkan tiap tiga bulan. Tapi tentu saja belum bisa memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak saya," katanya.
Suaminya bekerja sebagai sopir bentor (becak motor) dan menyetorkan uang sebanyak Rp20.000 per hari kepada pemilik bentor.
Bertekad ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil, Hapsah memilih melanjutkan pendidikannya di Universitas Terbuka saat ini.
"Kami harus berhemat karena saya masih kuliah, dua anak sekolah. Pilihannya ya harus tinggal di tempat yang gratis seperti ini," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016