Sprinter nasional Lalu Muhammad Zohri mengungkapkan bahwa ia memaksakan mengikuti nomor 200 meter putra, meski tidak berada dalam kondisi terbaiknya lantaran cedera.
Pada nomor tersebut, Zohri finis di posisi ketiga dengan catatan waktu 21, 02 detik, kalah dari pelari Thailand Soraoat Dabbang dan Ngan Ngoc Nghia asal Vietnam. Meski demikian, ia tetap berhak atas medali perunggu.
"Saya berpikir bahwa daripada saya tidak bawa medali pulang sama kayak (SEA Games) Vietnam dulu, sudahlah saya paksa saja. Jadi mending saya menangis darah di perlombaan, daripada tidak membawa pulang medali," kata Zohri seusai mengikuti upacara penyambutan atlet SEA Games di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu malam.
Zohri tidak dapat dikatakan gagal pada partisipasinya di SEA Games 2023, sebab ia terbukti mampu turut menyumbang medali emas pada nomor estafet 4 x 100 meter putra. Kuartet Zohri, Wahyu Setiawan, Bayu Kertanegara, dan Sudirmah Hadi menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 39,11 detik.
"Sebenarnya Ibu (pelatih lari jarak pendek Eni Nuraini) yang menargetkan bahwa tim 4 x 100 itu bisa. Ibu cerita kita tuh sudah 12 apa 13 tahun tidak dapat (medali) emas di esrafet. Alhamdulillah kemarin bisa dapat medali emas," ucap atlet asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
Bagi Zohri pribadi, kesuksesan di SEA Games kali ini menjadi pembuktian bahwa dirinya masih mampu mempersembahkan prestasi untuk negara. Terutama setelah pada SEA Games 2021, Zohri gagal memenangi medali apapun. Terlebih, Zohri menyebut bahwa ia kerap mendapat ejekan di media sosial.
"Saya sudah tidak heran, kita hidup di negara +62 ini, tidak usah didengarkan. Ya sebagai motivasi saja lah, kita buktikan dengan prestasi," tukasnya.
Kini target lebih tinggi menanti Zohri, yakni Asian Games. Ia tentu ingin membuktikan bahwa dirinya masih mampu berkompetisi di level tersebut, namun pekerjaan rumah jangka pendek bagi Zohri adalah memulihkan cedera kakinya.
"Semoga bisa cepat pulih, cepat latihan lagi, dan semoga di Asian Games tidak cedera lagi," pungkas Zohri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Zohri ungkap paksakan lari di 200 meter ketimbang tidak dapat medali
"Saya berpikir bahwa daripada saya tidak bawa medali pulang sama kayak (SEA Games) Vietnam dulu, sudahlah saya paksa saja. Jadi mending saya menangis darah di perlombaan, daripada tidak membawa pulang medali," kata Zohri seusai mengikuti upacara penyambutan atlet SEA Games di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu malam.
Zohri tidak dapat dikatakan gagal pada partisipasinya di SEA Games 2023, sebab ia terbukti mampu turut menyumbang medali emas pada nomor estafet 4 x 100 meter putra. Kuartet Zohri, Wahyu Setiawan, Bayu Kertanegara, dan Sudirmah Hadi menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 39,11 detik.
"Sebenarnya Ibu (pelatih lari jarak pendek Eni Nuraini) yang menargetkan bahwa tim 4 x 100 itu bisa. Ibu cerita kita tuh sudah 12 apa 13 tahun tidak dapat (medali) emas di esrafet. Alhamdulillah kemarin bisa dapat medali emas," ucap atlet asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
Bagi Zohri pribadi, kesuksesan di SEA Games kali ini menjadi pembuktian bahwa dirinya masih mampu mempersembahkan prestasi untuk negara. Terutama setelah pada SEA Games 2021, Zohri gagal memenangi medali apapun. Terlebih, Zohri menyebut bahwa ia kerap mendapat ejekan di media sosial.
"Saya sudah tidak heran, kita hidup di negara +62 ini, tidak usah didengarkan. Ya sebagai motivasi saja lah, kita buktikan dengan prestasi," tukasnya.
Kini target lebih tinggi menanti Zohri, yakni Asian Games. Ia tentu ingin membuktikan bahwa dirinya masih mampu berkompetisi di level tersebut, namun pekerjaan rumah jangka pendek bagi Zohri adalah memulihkan cedera kakinya.
"Semoga bisa cepat pulih, cepat latihan lagi, dan semoga di Asian Games tidak cedera lagi," pungkas Zohri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Zohri ungkap paksakan lari di 200 meter ketimbang tidak dapat medali
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023