Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinsosP3APPKB) Bone Bolango menerapkan pola asuhan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) untuk mengintervensi stunting di daerah itu.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial P3APPKB Bone Bolango Fredy Lasut di Gorontalo, Senin mengatakan pembagian pola asuhan dilakukan agar program BAAS memiliki nilai manfaat bagi keluarga berisiko tengkes.
"Dalam pembagian ini tersedia paket manfaat yang dapat dipilih oleh pemangku kepentingan, manfaat yang diberikan dalam program BAAS terbagi menjadi asuhan prioritas dan pendukung," ungkap Fredy.
Fredy menjabarkan pada pola asuhan prioritas kegiatan yang akan dilakukan, yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta penyediaan jamban sehat dan air bersih.
Sementara untuk pola asuhan pendukung kegiatan yang dilakukan meliputi Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kelompok sasaran dan pemberdayaan ekonomi keluarga.
"Saat ini jumlah keluarga risiko stunting sebesar 20 persen. Sementara jumlah bayi dua tahun dan balita risiko stunting sebesar 6 persen dari jumlah bayi dua tahun dan balita di Bone Bolango sebesar 94 persen," ujar Fredy.
Mantan Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Setda Bone Bolango itu mengatakan, dalam program intervensi tengkes tersebut diperlukan upaya promosi BAAS yang berkelanjutan melalui multi jalur pada semua elemen masyarakat.
Selain itu juga diperlukan pemutakhiran data sasaran secara berkala, kontinyuitas donasi dan proses, sistem pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi secara berkala dalam hal cakupan dan indikator keberhasilan.
"Perlu diketahui Bapak Asuh Anak Stunting adalah gerakan gotong royong seluruh elemen bangsa dalam mempercepat penurunan stunting yang menyasar langsung keluarga berisiko," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial P3APPKB Bone Bolango Fredy Lasut di Gorontalo, Senin mengatakan pembagian pola asuhan dilakukan agar program BAAS memiliki nilai manfaat bagi keluarga berisiko tengkes.
"Dalam pembagian ini tersedia paket manfaat yang dapat dipilih oleh pemangku kepentingan, manfaat yang diberikan dalam program BAAS terbagi menjadi asuhan prioritas dan pendukung," ungkap Fredy.
Fredy menjabarkan pada pola asuhan prioritas kegiatan yang akan dilakukan, yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta penyediaan jamban sehat dan air bersih.
Sementara untuk pola asuhan pendukung kegiatan yang dilakukan meliputi Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kelompok sasaran dan pemberdayaan ekonomi keluarga.
"Saat ini jumlah keluarga risiko stunting sebesar 20 persen. Sementara jumlah bayi dua tahun dan balita risiko stunting sebesar 6 persen dari jumlah bayi dua tahun dan balita di Bone Bolango sebesar 94 persen," ujar Fredy.
Mantan Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Setda Bone Bolango itu mengatakan, dalam program intervensi tengkes tersebut diperlukan upaya promosi BAAS yang berkelanjutan melalui multi jalur pada semua elemen masyarakat.
Selain itu juga diperlukan pemutakhiran data sasaran secara berkala, kontinyuitas donasi dan proses, sistem pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi secara berkala dalam hal cakupan dan indikator keberhasilan.
"Perlu diketahui Bapak Asuh Anak Stunting adalah gerakan gotong royong seluruh elemen bangsa dalam mempercepat penurunan stunting yang menyasar langsung keluarga berisiko," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023