Deputi Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia Bonivasius Prasetya Ichtarto mengukuhkan Bapak Asuh dan Bunda Peduli Tengkes Provinsi Gorontalo.

Pengukuhan berlangsung di aula Rumah Jabatan Gubernur, di Kota Gorontalo, Rabu.

Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius mengatakan tengkes bukan hanya persoalan gizi namun juga masalah pola asuh.

Lingkungan atau sanitasi juga perlu diperhatikan karena meskipun anak lahir sehat, jika tumbuh besar di lingkungan yang tidak sehat, maka akan menyebabkan anak sakit-sakitan dan akhirnya menjadi tengkes.

Untuk itu, Bonivasius berpesan bapak/bunda asuh yang telah dikukuhkan harus segera bergerak dan bekerja menangani tengkes.

Ia juga mengingatkan pentingnya kolaborasi semua pihak.

"Di sini tinggal bagaimana agar kepedulian itu terus kita kuatkan, dengan program nyata kita temui anak-anak tengkes yang telah kita data. Terutama untuk baduta, balita, ibu hamil dan pasangan usia subur," Bonivasius.

Kepala Bapppeda Provinsi Gorontalo Sofyan Ibrahim saat menyampaikan sambutan Gubernur mengatakan, intervensi yang dilakukan Pemerintah Indonesia oleh BKKBN salah satunya melalui program Bapak/Bunda Asuh Stunting (BAAS).

Gerakan gotong royong yang melibatkan seluruh elemen bangsa ini menyasar langsung keluarga beresiko tengkes.

"Sasaran dari program BAAS ini antara lain baduta tengkes, ibu hamil dan keluarga beresiko tengkes, calon pengantin (catin), keluarga baru atau PUS yang merencanakan kehamilan," Sofyan.

Menurut data SSGI prevalensi balita tengkes (tinggi badan menurut umur) di Provinsi Gorontalo tahun 2022 sebesar 23,8 persen, sedangkan angka nasional 21,6 persen.

Untuk kabupaten/kota antara lain Kabupaten Gorontalo 30,8 persen, Boalemo 29,9 persen, Gorut 29,3 persen, Bone Bolango 22,3 persen, Pohuwato, 6,4 persen, dan Kota Gorontalo 19,1 persen.

 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023