Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Pada Hari Bumi, tokoh perempuan Gorontalo Asriyati Nadjamuddin mengimbau para ibu untuk menyusui bayinya , sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap keselamatan lingkungan.

" Sekilas memang tak ada hubungannya, tapi mari kita bayangkan dampaknya jika kita tidak menyusui dan memilih susu formula. Sebotol susu yang diminum bayi butuh proses mulai dari sapi perah, energi yang dikeluarkan untuk transportasi susu, belum air yang dipakai untuk mencampur," tukasnya di Gorontalo, Jumat.

Penggunaan air yang boros untuk mencuci botol, serta bahan plastik botol yang sulit diurai dalam tanah merupakan tindakan yang bertolak belakang dengan penyelamatan lingkungan.

"Itulah mengapa menyusui bayi termasuk jalan cerdas melestarikan bumi ini, selain manfaat besar lainnya," imbuhnya.

Asriyati juga mengkampanyekan untuk mengurangi penggunaan popok bayi sekali pakai, dengan menghitung penggunaan yang kira-kira mencapai 1.095 popok per bayi dikalikan sekitar 1.000 orang.

Menurutnya 1.500 popok yang setara dengan tiga batang pohon, sehingga penggunaan popok dinilainya tidak ramah lingkungan.

Hal lain yang menjadi keprihatinan Dosen IAIN Sultan Amai, adalah tentang perilaku membuang baterai bekas sembarangan.

Ia menjelaskan baterai bagi alam berbahaya karena mengandung merkuri, mangan, timbal dan zat beracun lainnya.

" Lebih baik baterai dikumpulkan saja, bila ada penampung barang bekas atau pengolah jasa limbah yang berminat bisa kita berikan pada mereka," tambahnya.

Baginya makna Hari Bumi tidak hanya ada dalam sehari, namun dipraktekkan dalam perilaku sehari-hari para perempuan karena tanggung jawab menjaga lingkungan juga ada di pundak para ibu.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016