Sebanyak 30 warga binaan pemasyarakatan (WBP) mengikuti program pemberantasan buta aksara yang dilaksanakan oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik Lapas Gorontalo Kasdin Lato di Gorontalo, Selasa mengatakan melalui program itu pihaknya ingin meningkatkan kualitas intelektual warga binaan selama menjalani masa pidana.

"Jadi kami menerima mereka ini dalam keadaan tidak tahu aksara sehingga perlu ada pembelajaran di sini," ucap Kasdin.

Ia menjelaskan, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Lembaga Pemasyarakatan Gorontalo ingin mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam hal ini warga binaan yang buta aksara agar tahu membaca dan berhitung.

"Ini menjadi peran kami ketika para narapidana ataupun tahanan yang berada di tempat ini yang mengalami buta huruf, kami berikan pembelajaran," ujar Kasdin.

Jadwal belajar membaca dan berhitung di Lapas Gorontalo dimulai pada hari Senin hingga Kamis pukul 10.00 setelah para warga binaan selesai belajar mengaji.

"Mereka kami tidak paksa karena usia mereka ini bervariasi. Ada yang di atas 20 dan 60 tahun sehingga waktu pembelajaran hanya satu jam setiap hari," kata dia.

Warga binaan yang mengikuti kelas belajar tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang memulai dari awal atau belum sama sekali bisa membaca dan berhitung, dan kelompok dua yaitu yang sudah mulai bisa.

"Untuk program ini rata rata yang setelah mereka mengikuti itu paling lama target nya itu tiga bulan sudah bisa membaca," ia menambahkan.

 

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024