Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Selasa (18/6) mendesak China untuk berhenti mendukung Rusia dalam perang di Ukraina yang sedang berlangsung.
"Kami sedang mencari negara-negara yang mendukung basis industri pertahanan Rusia, yang memungkinkan Rusia melanjutkan perang, termasuk China," kata Blinken pada konferensi pers di Washington bersama Sekjen NATO Jens Stoltenberg.
Sebanyak 70 persen peralatan mesin yang diimpor Rusia berasal dari China, kata Blinken, sembari menambahkan bahwa sebesar 90 persen mikroelektronika juga berasal dari China.
"Dalam hal ini memungkinkan Rusia untuk mempertahankan basis industri pertahanannya, untuk menjaga mesin perangnya tetap berjalan, untuk menjaga perang tetap berjalan. Jadi, hal itu harus dihentikan," kata Blinken, seraya menambahkan bahwa AS terus memberikan dukungan yang diperlukan kepada Ukraina.
“Kami ingin memastikan bahwa Ukraina sukses, berdiri kokoh, secara militer, ekonomi, demokratis, dan itulah yang kami izinkan untuk dilakukan oleh Ukraina,” tegas Blinken.
Stoltenberg mengatakan perang Rusia adalah "serangan brutal" terhadap negara demokratis yang damai.
"Perang ini didukung oleh China, Korea Utara, dan Iran. Mereka ingin melihat Amerika Serikat gagal. Mereka ingin melihat NATO gagal. Jika mereka berhasil di Ukraina, hal ini akan membuat kita semakin rentan dan dunia semakin berbahaya," kata Stoltenberg.
"Jadi, dukungan kami kepada Ukraina bukanlah sebuah amal. Ini adalah demi kepentingan keamanan kami sendiri," tambahnya.
Stoltenberg bertemu dengan anggota Komite Senat Hubungan Luar Negeri, termasuk Pemimpin Senat Minoritas Mitch McConnell dan anggota Kelompok Senat Pengamat NATO pada Selasa malam (18/6).
Dia juga akan melakukan perjalan ke Ottawa pada Rabu untuk bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Stoltenberg akan kembali ke Washington pada Kamis untuk bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan anggota parlemen AS.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AS desak China berhenti dukung Rusia dalam perang di Ukraina
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
"Kami sedang mencari negara-negara yang mendukung basis industri pertahanan Rusia, yang memungkinkan Rusia melanjutkan perang, termasuk China," kata Blinken pada konferensi pers di Washington bersama Sekjen NATO Jens Stoltenberg.
Sebanyak 70 persen peralatan mesin yang diimpor Rusia berasal dari China, kata Blinken, sembari menambahkan bahwa sebesar 90 persen mikroelektronika juga berasal dari China.
"Dalam hal ini memungkinkan Rusia untuk mempertahankan basis industri pertahanannya, untuk menjaga mesin perangnya tetap berjalan, untuk menjaga perang tetap berjalan. Jadi, hal itu harus dihentikan," kata Blinken, seraya menambahkan bahwa AS terus memberikan dukungan yang diperlukan kepada Ukraina.
“Kami ingin memastikan bahwa Ukraina sukses, berdiri kokoh, secara militer, ekonomi, demokratis, dan itulah yang kami izinkan untuk dilakukan oleh Ukraina,” tegas Blinken.
Stoltenberg mengatakan perang Rusia adalah "serangan brutal" terhadap negara demokratis yang damai.
"Perang ini didukung oleh China, Korea Utara, dan Iran. Mereka ingin melihat Amerika Serikat gagal. Mereka ingin melihat NATO gagal. Jika mereka berhasil di Ukraina, hal ini akan membuat kita semakin rentan dan dunia semakin berbahaya," kata Stoltenberg.
"Jadi, dukungan kami kepada Ukraina bukanlah sebuah amal. Ini adalah demi kepentingan keamanan kami sendiri," tambahnya.
Stoltenberg bertemu dengan anggota Komite Senat Hubungan Luar Negeri, termasuk Pemimpin Senat Minoritas Mitch McConnell dan anggota Kelompok Senat Pengamat NATO pada Selasa malam (18/6).
Dia juga akan melakukan perjalan ke Ottawa pada Rabu untuk bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Stoltenberg akan kembali ke Washington pada Kamis untuk bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan anggota parlemen AS.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AS desak China berhenti dukung Rusia dalam perang di Ukraina
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024