Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis (4/7) mengatakan negaranya ingin memastikan perdamaian di kawasan dan sekitarnya melalui diplomasi yang teguh berdasarkan pada rakyat dan nilai-nilai kemanusiaan.

"Terlepas dari semua rintangan, kami berupaya membangun sistem internasional yang efektif dan inklusif guna memastikan perdamaian, keamanan, stabilitas dan kemakmuran," kata Recep Tayyip Erdogan di KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai di ibu kota Kazakhstan, Astana.

Erdogan mengatakan bahwa reruntuhan yang menutupi Jalur Gaza, tempat berbaringnya lebih dari 16 ribu jasad anak-anak tak berdosa yang menjadi korban serangan Israel selama hampir sembilan bulan, merupakan reruntuhan sistem internasional yang kehilangan legitimasinya karena gagal menghentikan pembantaian.

Israel harus dihentikan, dan dipaksa untuk menerima gencatan senjata permanen di Gaza, katanya, seraya mendesak negara-negara untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel. Penjajah dengan ideologi Zionisme itu telah mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, serta Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Lebih dari 37 ribu warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak saat itu telah tewas, dengan lebih dari 87.400 lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat. Hampir sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza telah hancur di tengah blokade ketat terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.

Sumber: Anadolu


 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Erdogan: Turki ingin pastikan perdamaian kawasan lewat diplomasi teguh

Pewarta: Katriana

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024