Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Kepala Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan Universitas Negeri Gorontalo, Fitryane Lihawa mengatakan jumlah timbunan sampah limbah domestik yang dihasilkan penduduk daerah itu diprediksi mencapai 446,2 ton per hari.

Ia menjelaskan, sampah merupakan penghasil gas metan, yang merupakan salah satu unsur dalam gas rumah kaca.

"Potensi gas metan dari sampah di Indonesia sangat besar, termasuk di Gorontalo," ujarnya.

Sebagian besar gas tersebut dihasilkan dari proses degradasi sampah, taman, kayu, dan sisa makanan.

Sementara itu Sekretaris Dinas Kehutanan, Pertambangan dan ESDM Provinsi Gorontalo Rugaya Biki mengatakan jumlah rata-rata produksi sampah perkotaan di Indonesia, termasuk Provinsi Gorontalo adalah 0,8 kilogram per kapita per hari.

Pada tahun 2015 angka itu meningkat menjadi 1 kilogram per kapita per hari, dan tahun 2020 diperkirakan akan menjadi 2,1 kilogram per kapita per hari.

"Sampah yang mampu dikelola angkut ke Tempat Pembuangan Akhir baru mencapai 42 persen. Sisanya ada yang dibuang ke sungai, saluran air, dibakar, ditimbun, dan dibuat pupuk," ungkapnya.

Bank Sampah Mutiara (BSM) di Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur mampu menyerap sampah sebanyak tiga ton dalam setiap hari di Kota Gorontalo.

Pemilik BSM, Purwanto mengatakan sampah-sampah tersebut dikumpulkan dari 400 pos sampah yang tersebar di seluruh kecamatan di daerah tersebut.

"Di setiap kecamatan ada beberapa pos sampah, warga menjual sampahnya ke pos, lalu dari pos tersebut kami beli. Warga juga bisa langsung menjual sampahnya ke tempat saya," jelasnya.

Sampah yang terkumpul kemudian dipilah dan dikemas oleh lima pekerja BSM, dan dijual ke perusahaan swasta yang akan mengirimkannya ke Surabaya dan Malang untuk didaur ulang.

Meski demikian, pihaknya belum menampung sampah tas plastik karena tidak memiliki mesin pencacah. 

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016