Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni pasca negara tersebut menyatakan keluar dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative atau BRI) yang digagas Tiongkok.
"Sebagai negara yang penting, China memainkan peran yang tidak tergantikan dalam menjawab tantangan global. Italia menyadari pentingnya peran China di dunia internasional, dan bersedia mewarisi semangat Jalur Sutera yang telah lama ada," kata PM Giorgia Meloni seperti dikutip dalam keterangan tertulis dari laman Kementerian Luar Negeri China pada Senin.
Pertemuan dengan Presiden Xi tersebut berlangsung di Wisma Negara Diaoyutai di Beijing pada Senin (29/7) sore yang juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
Italia pada 2019 menjadi negara Barat pertama dan satu-satunya yang bergabung dalam BRI sebagai program perdagangan dan investasi yang digagas China.
Namun, pada 2022 ketika PM Giorgia Meloni mulai menjabat, dia mengatakan ingin menarik diri dari perjanjian BRI dengan mengatakan perjanjian itu tidak membawa manfaat signifikan bagi Italia.
Pada 6 Desember 2023, pemerintah Italia secara resmi mengumumkan bahwa Italia tidak akan memperbarui nota kesepahaman (MoU) 2019 tentang partisipasi dalam BRI yang berakhir pada Maret 2024.
"Italia akan mengembangkan kemitraan yang lebih erat dan lebih intensif dengan China, membuka babak baru dalam kemitraan strategis komprehensif Italia-China dan mewujudkan kontribusi baru terhadap perdamaian dan kemajuan dunia," tambah PM Meloni.
Dalam keterangan itu juga disampaikan Italia menganut prinsip satu China dan berharap dapat memperkuat dialog dan kerja sama dengan China, memperdalam kerja sama di bidang investasi ekonomi dan perdagangan, kendaraan listrik, kecerdasan buatan dan mengintensifkan hubungan antar masyarakat dan pertukaran budaya sehingga dapat mempromosikan lebih banyak produk Italia untuk memasuki pasar China.
"Italia menentang 'pemisahan dan pemutusan hubungan' dan proteksionisme, serta bersedia memainkan peran aktif dalam mendorong hubungan yang lebih dalam dan kokoh antara Uni Eropa dan China," ungkap PM Meloni.
Sedangkan Presiden Xi Jinping mengatakan China dan Italia terletak di dua ujung Jalur Sutra kuno.
"Persahabatan yang telah berlangsung lama antara kedua negara telah memberikan kontribusi penting terhadap pertukaran dan pembelajaran bersama antara peradaban Timur dan Barat serta perkembangan dan kemajuan negara, bangsa dan masyarakat di dalamnya," kata Presiden Xi.
Saat ini, perubahan-perubahan yang terjadi di dunia selama satu abad semakin cepat, sehingga Presiden Xi menyebut jika negara-negara terhubung dan bersatu, maka negara-negara tersebut akan maju bersama-sama, sedangkan jika negara-negara tersebut tertutup dan terpecah-belah, maka negara-negara tersebut akan mengalami kemunduran.
"Meski situasi internasional saat ini terus berkembang pesat, kesediaan China untuk menghargai dan mengembangkan hubungan China-Italia dan persahabatan kedua negara tidak berubah," tambah Presiden Xi.
Presiden Xi berharap kedua negara harus melanjutkan tradisi persahabatan dan terus memahami dan menghormati jalur pembangunan yang dipilih masing-masing.
"Keunggulan industri China dan Italia saling melengkapi dan menjadi peluang bagi satu sama lain. Kedua belah pihak harus berpegang teguh pada keterbukaan dan kerja sama bersama. China menyambut baik perusahaan-perusahaan Italia untuk berinvestasi di China dan bersedia mengimpor lebih banyak produk-produk Italia yang berkualitas tinggi," ungkap Presiden Xi.
China juga mendukung Italia menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2026 dan berharap Italia memberikan langkah fasilitasi visa bagi warga negara China yang bepergian ke Italia.
Kedua kepala negara juga menyepakati "Rencana Aksi Republik Rakyat China dan Republik China untuk Memperkuat Kemitraan Strategis Komprehensif (2024-2027)."
Mantan PM Italia Giuseppe Conte mengatakan Italia saat bergabung dalam BRI diharapkan dapat memperoleh keuntungan dalam perdagangan, tetapi malah perusahaan-perusahaan China yang tampaknya memperoleh manfaat utama.
Ekspor Italia ke China berjumlah 16,4 miliar euro (sekitar Rp274,75 triliun) pada 2022 dari 13 miliar euro (sekitar Rp217,79 triliun) pada 2019. Sementara itu, ekspor China ke Italia meningkat menjadi 57,5 miliar euro (sekitar Rp963,57 triliun) dari 31,7 miliar euro (sekitar Rp531,22 triliun) pada periode yang sama, menurut data Italia.
Mitra dagang utama Italia di zona euro, Prancis dan Jerman, mengekspor lebih banyak ke China pada tahun lalu, meski tidak menjadi bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PM Italia datang ke Beijing pasca keluar dari Belt and Road Initiative
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
"Sebagai negara yang penting, China memainkan peran yang tidak tergantikan dalam menjawab tantangan global. Italia menyadari pentingnya peran China di dunia internasional, dan bersedia mewarisi semangat Jalur Sutera yang telah lama ada," kata PM Giorgia Meloni seperti dikutip dalam keterangan tertulis dari laman Kementerian Luar Negeri China pada Senin.
Pertemuan dengan Presiden Xi tersebut berlangsung di Wisma Negara Diaoyutai di Beijing pada Senin (29/7) sore yang juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
Italia pada 2019 menjadi negara Barat pertama dan satu-satunya yang bergabung dalam BRI sebagai program perdagangan dan investasi yang digagas China.
Namun, pada 2022 ketika PM Giorgia Meloni mulai menjabat, dia mengatakan ingin menarik diri dari perjanjian BRI dengan mengatakan perjanjian itu tidak membawa manfaat signifikan bagi Italia.
Pada 6 Desember 2023, pemerintah Italia secara resmi mengumumkan bahwa Italia tidak akan memperbarui nota kesepahaman (MoU) 2019 tentang partisipasi dalam BRI yang berakhir pada Maret 2024.
"Italia akan mengembangkan kemitraan yang lebih erat dan lebih intensif dengan China, membuka babak baru dalam kemitraan strategis komprehensif Italia-China dan mewujudkan kontribusi baru terhadap perdamaian dan kemajuan dunia," tambah PM Meloni.
Dalam keterangan itu juga disampaikan Italia menganut prinsip satu China dan berharap dapat memperkuat dialog dan kerja sama dengan China, memperdalam kerja sama di bidang investasi ekonomi dan perdagangan, kendaraan listrik, kecerdasan buatan dan mengintensifkan hubungan antar masyarakat dan pertukaran budaya sehingga dapat mempromosikan lebih banyak produk Italia untuk memasuki pasar China.
"Italia menentang 'pemisahan dan pemutusan hubungan' dan proteksionisme, serta bersedia memainkan peran aktif dalam mendorong hubungan yang lebih dalam dan kokoh antara Uni Eropa dan China," ungkap PM Meloni.
Sedangkan Presiden Xi Jinping mengatakan China dan Italia terletak di dua ujung Jalur Sutra kuno.
"Persahabatan yang telah berlangsung lama antara kedua negara telah memberikan kontribusi penting terhadap pertukaran dan pembelajaran bersama antara peradaban Timur dan Barat serta perkembangan dan kemajuan negara, bangsa dan masyarakat di dalamnya," kata Presiden Xi.
Saat ini, perubahan-perubahan yang terjadi di dunia selama satu abad semakin cepat, sehingga Presiden Xi menyebut jika negara-negara terhubung dan bersatu, maka negara-negara tersebut akan maju bersama-sama, sedangkan jika negara-negara tersebut tertutup dan terpecah-belah, maka negara-negara tersebut akan mengalami kemunduran.
"Meski situasi internasional saat ini terus berkembang pesat, kesediaan China untuk menghargai dan mengembangkan hubungan China-Italia dan persahabatan kedua negara tidak berubah," tambah Presiden Xi.
Presiden Xi berharap kedua negara harus melanjutkan tradisi persahabatan dan terus memahami dan menghormati jalur pembangunan yang dipilih masing-masing.
"Keunggulan industri China dan Italia saling melengkapi dan menjadi peluang bagi satu sama lain. Kedua belah pihak harus berpegang teguh pada keterbukaan dan kerja sama bersama. China menyambut baik perusahaan-perusahaan Italia untuk berinvestasi di China dan bersedia mengimpor lebih banyak produk-produk Italia yang berkualitas tinggi," ungkap Presiden Xi.
China juga mendukung Italia menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2026 dan berharap Italia memberikan langkah fasilitasi visa bagi warga negara China yang bepergian ke Italia.
Kedua kepala negara juga menyepakati "Rencana Aksi Republik Rakyat China dan Republik China untuk Memperkuat Kemitraan Strategis Komprehensif (2024-2027)."
Mantan PM Italia Giuseppe Conte mengatakan Italia saat bergabung dalam BRI diharapkan dapat memperoleh keuntungan dalam perdagangan, tetapi malah perusahaan-perusahaan China yang tampaknya memperoleh manfaat utama.
Ekspor Italia ke China berjumlah 16,4 miliar euro (sekitar Rp274,75 triliun) pada 2022 dari 13 miliar euro (sekitar Rp217,79 triliun) pada 2019. Sementara itu, ekspor China ke Italia meningkat menjadi 57,5 miliar euro (sekitar Rp963,57 triliun) dari 31,7 miliar euro (sekitar Rp531,22 triliun) pada periode yang sama, menurut data Italia.
Mitra dagang utama Italia di zona euro, Prancis dan Jerman, mengekspor lebih banyak ke China pada tahun lalu, meski tidak menjadi bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PM Italia datang ke Beijing pasca keluar dari Belt and Road Initiative
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024