Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Kota Gorontalo menggandeng Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Gorontalo untuk menguji ada tidaknya kandungan merkuri pada ikan nike (Awaous melanocephalus).

Wakil Wali Kota Gorontalo Budi Doku mengatakan penelitian terhadap ikan jenis tersebut harus segera dilakukan, untuk memberi kepastian keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat.

Ikan nike merupakan ikan kegemaran warga Gorontalo, ukurannya kecil dan hanya dijumpai pada bulan gelap atau bulan mati.

Tiga peneliti dari Universitas Negeri Gorontalo yakni Nur Wahyuni Mohamad, Femy Sahami dan Citra Panigoro pernah meneliti kandungan merkuri pada nike tahun 2015.

Dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan yang ditulis ketiga peneliti tersebut, disimpulkan bahwa terdapat kandungan merkuri (Hg) pada ikan nike di beberapa sampel di wilayah penangkapan Kelurahan Leato Utara Kota Gorontalo.

Kandungan merkuri pada sampel tersebut sudah melewati batas maksimum yang diperbolehkan untuk konsumsi, dan hanya terdapat pada sampel yang ditangkap di wilayah dekat tubir.

Belum ada penjelasan mengapa nike yang terdapat di area tubir mengandung merkuri.

Sedangkan beberapa sampel lainnya yang ditangkap dekat pantai, menujukkan kadar merkuri masih di bawah batas maksimum yang diperbolehkan untuk konsumsi.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 hingga Januari 2015.

Menurut para peneliti, awal peristiwa kontaminasi merkuri terhadap biota laut adalah masuknya buangan industri yang mengandung merkuri ke dalam badan perairan teluk.

Merkuri yang masuk tersebut kemudian berasosiasi dengan sistem rantai makanan, sehingga masuk ke dalam tubuh biota perairan dan ikut termakan oleh manusia.

Efek dari merkuri akan minimbulkan keracunan kronis yaitu melalui jalur pernafasan dan makanan.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016