Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Iwan Agung Firstantara menekankan pentingnya co-firing (bahan bakar substitusi) biomassa untuk pembangkit listrik dalam mendukung keberlanjutan energi dan ekonomi Indonesia.
"Program co-firing yang kami terapkan di PLN merupakan bagian dari transformasi menuju energi yang lebih hijau dan ramah lingkungan," ujar Iwan Agung Firstantara dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Program co-firing PLN EPI melibatkan penggunaan biomassa dari berbagai sumber, termasuk limbah pertanian dan perkebunan seperti sekam padi, bonggol jagung, serbuk gergaji, serta cangkang sawit dan bukan berasal dari deforestasi.
Biomassa ini digunakan sebagai bahan bakar tambahan yang disubstitusi dengan batubara dalam pembakaran PLTU. Hingga akhir tahun 2023, sebanyak 46 dari 52 PLTU yang dikelola oleh PLN Grup telah berhasil mengimplementasikan program ini.
"Dengan memanfaatkan biomassa lokal, kami tidak hanya mampu menurunkan emisi karbon hingga 11 juta ton CO2 per tahun, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan bahan bakar biomassa," kata Iwan pada acara Lestari Summit 2024.
Menurut Iwan, implementasi co-firing ini memberikan dampak nyata bagi ekonomi lokal. Melalui kemitraan dengan petani dan industri kecil, PLN EPI telah menciptakan ekosistem yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat setempat.
"Kami melibatkan lebih dari 1,25 juta masyarakat dalam rantai pasok biomassa yang mencakup pengumpulan limbah, produksi, hingga distribusi rantai pasok, serta penanaman dan pengembangan ekosistem biomassa di 52 PLTU yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air dan sirkular ekonomi ini memiliki skala ekonomi Rp9,43 triliun," kata Iwan Agung.
Iwan Agung juga menyampaikan bahwa PLN EPI akan terus memperluas program co-firing biomassa dengan target pemanfaatan hingga 10,2 juta ton biomassa per tahun pada 2031. Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Lebih lanjut, Iwan Agung menyampaikan pada tahun 2021 PLN EPI sudah melakukan substitusi batu bara dengan biomassa sebanyak 250 ribu ton, meningkat menjadi 500 ribu ton pada 2022, selanjutnya naik kembali menjadi 1 juta ton pada tahun 2023.
"Dan pada tahun ini kita mempunyai target 2 juta ton lebih untuk pembakaran biomassa," kata dia.
Dengan penerapan co-firing ini, PLN EPI tidak hanya memperkuat posisinya sebagai penyedia energi primer, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam upaya transformasi energi nasional yang berkelanjutan.
"Kami optimis bahwa dengan kolaborasi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, PLN EPI dapat terus berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, khususnya dalam aspek lingkungan dan ekonomi," tambahnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PLN tekankan pentingnya co-firing biomassa dalam keberlanjutan energi
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
"Program co-firing yang kami terapkan di PLN merupakan bagian dari transformasi menuju energi yang lebih hijau dan ramah lingkungan," ujar Iwan Agung Firstantara dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Program co-firing PLN EPI melibatkan penggunaan biomassa dari berbagai sumber, termasuk limbah pertanian dan perkebunan seperti sekam padi, bonggol jagung, serbuk gergaji, serta cangkang sawit dan bukan berasal dari deforestasi.
Biomassa ini digunakan sebagai bahan bakar tambahan yang disubstitusi dengan batubara dalam pembakaran PLTU. Hingga akhir tahun 2023, sebanyak 46 dari 52 PLTU yang dikelola oleh PLN Grup telah berhasil mengimplementasikan program ini.
"Dengan memanfaatkan biomassa lokal, kami tidak hanya mampu menurunkan emisi karbon hingga 11 juta ton CO2 per tahun, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan bahan bakar biomassa," kata Iwan pada acara Lestari Summit 2024.
Menurut Iwan, implementasi co-firing ini memberikan dampak nyata bagi ekonomi lokal. Melalui kemitraan dengan petani dan industri kecil, PLN EPI telah menciptakan ekosistem yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat setempat.
"Kami melibatkan lebih dari 1,25 juta masyarakat dalam rantai pasok biomassa yang mencakup pengumpulan limbah, produksi, hingga distribusi rantai pasok, serta penanaman dan pengembangan ekosistem biomassa di 52 PLTU yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air dan sirkular ekonomi ini memiliki skala ekonomi Rp9,43 triliun," kata Iwan Agung.
Iwan Agung juga menyampaikan bahwa PLN EPI akan terus memperluas program co-firing biomassa dengan target pemanfaatan hingga 10,2 juta ton biomassa per tahun pada 2031. Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Lebih lanjut, Iwan Agung menyampaikan pada tahun 2021 PLN EPI sudah melakukan substitusi batu bara dengan biomassa sebanyak 250 ribu ton, meningkat menjadi 500 ribu ton pada 2022, selanjutnya naik kembali menjadi 1 juta ton pada tahun 2023.
"Dan pada tahun ini kita mempunyai target 2 juta ton lebih untuk pembakaran biomassa," kata dia.
Dengan penerapan co-firing ini, PLN EPI tidak hanya memperkuat posisinya sebagai penyedia energi primer, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam upaya transformasi energi nasional yang berkelanjutan.
"Kami optimis bahwa dengan kolaborasi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, PLN EPI dapat terus berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, khususnya dalam aspek lingkungan dan ekonomi," tambahnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PLN tekankan pentingnya co-firing biomassa dalam keberlanjutan energi
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024