Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Luat (BPSPL) Makasar kampanyekan pelestarian lingkungan laut dan pesisir kepada warga Suku Bajo Desa Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
Suku Bajo merupakan warga yang tinggal di rumah-rumah terapung pesisir pantai Kabupaten Pohuwato, dan sering dijadikan lokasi wisata sejumlah masyarakat.
"Ini sebagai bentuk kampanye untuk pelestarian lingkungan laut dan pesisir agar ekosistem di sana bisa terjaga, karena banyak juga hewan laut yang dilindungi oleh undang-undang" jelas Kepala BPSPL Andry Indryasworo Sukmoputro.
Sosialisasi tersebut memang telah menjadi tugas rutin mereka yang dilakukan setiap tahun kepada maasyarat nelayan di seluruh pesisir pantai di pulau Sulawesi.
"Sebanyak 18 hewan laut di lindungi yang kami kampanyekan, seperti Penyu, Paus, ikan bamboo laut dan dugong," kata Andry.
Jika hewan laut tersebut berada di daerah, maka laut dan pesisirnya masih terjaga dari kerusakan lingkungan. Untuk itu pemahaman terkait hewan dilindungi harus diketahui masyarakat.
"Biar mereka tahu mana yang dilarang dan tidak. Agar ketika ada hewan tersebut yang tersangkut jaring, akan kembali dilepaskan oleh nelayan ke habitat asalnya," ucapnya
Di Gorontalo sendiri, penyu yang menjadi hewan yang sering menjadi buruan bagi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dan hanya demi kepentingan sendiri atau bisnis.
Selain masyarat, dalam sosialisasi tersebut juga dihadirkan dari Polisi Air (Pol Air) serta seluruh elemen terkait yang terlibat dalam hal penanganan ekosistem laut.
"Karena diharapkan semuanya bisa bekerjasama dalam menangani persoalan kelautan. Karena kami juga tidak bisa bekerja sendiri," katanya.
Selain itu, Andry mengingatkan agar masyarakat bisa melaporkan jika menemukan hewan-hewan dilingungi yang sengaja dimanfaatkan oleh oknum nakal. Tidak hanya itu, masyarakt juga harus saling mengawasi agar ke depan, ekosisten tersebut terus lestari.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
Suku Bajo merupakan warga yang tinggal di rumah-rumah terapung pesisir pantai Kabupaten Pohuwato, dan sering dijadikan lokasi wisata sejumlah masyarakat.
"Ini sebagai bentuk kampanye untuk pelestarian lingkungan laut dan pesisir agar ekosistem di sana bisa terjaga, karena banyak juga hewan laut yang dilindungi oleh undang-undang" jelas Kepala BPSPL Andry Indryasworo Sukmoputro.
Sosialisasi tersebut memang telah menjadi tugas rutin mereka yang dilakukan setiap tahun kepada maasyarat nelayan di seluruh pesisir pantai di pulau Sulawesi.
"Sebanyak 18 hewan laut di lindungi yang kami kampanyekan, seperti Penyu, Paus, ikan bamboo laut dan dugong," kata Andry.
Jika hewan laut tersebut berada di daerah, maka laut dan pesisirnya masih terjaga dari kerusakan lingkungan. Untuk itu pemahaman terkait hewan dilindungi harus diketahui masyarakat.
"Biar mereka tahu mana yang dilarang dan tidak. Agar ketika ada hewan tersebut yang tersangkut jaring, akan kembali dilepaskan oleh nelayan ke habitat asalnya," ucapnya
Di Gorontalo sendiri, penyu yang menjadi hewan yang sering menjadi buruan bagi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dan hanya demi kepentingan sendiri atau bisnis.
Selain masyarat, dalam sosialisasi tersebut juga dihadirkan dari Polisi Air (Pol Air) serta seluruh elemen terkait yang terlibat dalam hal penanganan ekosistem laut.
"Karena diharapkan semuanya bisa bekerjasama dalam menangani persoalan kelautan. Karena kami juga tidak bisa bekerja sendiri," katanya.
Selain itu, Andry mengingatkan agar masyarakat bisa melaporkan jika menemukan hewan-hewan dilingungi yang sengaja dimanfaatkan oleh oknum nakal. Tidak hanya itu, masyarakt juga harus saling mengawasi agar ke depan, ekosisten tersebut terus lestari.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016