General Manager Program Dompet Dhuafa Arif Rahmadi Haryono menjelaskan dalam menjalani program-program yang berkaitan dengan bantuan bencana atau dampak perubahan iklim, pihaknya mengedepankan pendekatan kelokalan yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat setempat.
"Kalau kita berbicara pelokalan ini, ini sudah menjadi bagian yang inheren dalam cara kami mengelola program terutama misalnya di wilayah-wilayah yang rentan bencana dan juga di wilayah-wilayah yang sangat terdampak dengan perubahan iklim," katanya dalam sesi diskusi acara Simposium Filantropi untuk Aksi Iklim di Jakarta, Kamis.
 
Dalam membantu korban terdampak bencana, pihaknya tetap menjadikan mereka sebagai subjek yang didorong untuk mengembangkan lingkungan pascabencana.
 
"Ketika terjadi bencana maka kami memosisikan penyintas atau masyarakat itu untuk menjadi pihak yang bisa menentukan apa yang menjadi keinginan mereka," ujar dia.
 
Ketika berhadapan dengan masyarakat yang memiliki kondisi apatis tinggi, pihaknya terlebih dahulu menumbuhkan kepercayaan masyarakat lokal kepada Dompet Dhuafa sebelum mengajak mereka beradaptasi dengan kondisi pascabencana.
 
"Kami ini adalah bagian yang memfasilitasi atau men-enabler terhadap perubahan itu atau bagaimana cara mereka beradaptasi dengan kondisi yang sedang mereka alami dan pada saat yang bersamaan kami juga bisa menumbuhkan kepercayaan mereka," ucap dia.
 
Deputi Bidang Pembangunan Manusia Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amich Alhumami menyatakan gerakan filantropi berbasis keagamaan selama 10 tahun terakhir mengalami pertumbuhan pesat.
 
“Saya kira 10 tahun terakhir lah yang bisa kita saksikan bahwa gerakan voluntarisme, filantropi, filantropi berbasis keagamaan dan terlebih lagi untuk filantropi Islam, luar biasa,” ujar dia.
 
Perkembangan tersebut tampak jika melihat dari sisi pertumbuhan filantropi secara masif dan berskala nasional, yang kemudian membentuk berbagai organisasi menjadi lembaga pengelola zakat atau filantropi Islam.
 
Para aktor yang terlibat dalam pembentukan pelbagai lembaga pengelola zakat tersebut menjadi kekuatan penggerak, yang berperan sebagai focal point (titik fokus), bahkan menjadi prime movers (penggerak utama) gerakan sosial di bidang filantropi keagamaan.
 
Mereka secara langsung mengelola dana-dana yang dikumpulkan dari masyarakat luas untuk kepentingan umum.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dompet Dhuafa jelaskan pendekatan kelokalan program bantuan bencana

Pewarta: Farhan Arda Nugraha

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024