Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) didampingi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin ke Bandung, Jawa Barat, untuk melihat proses penyimpanan vaksin di Puskesmas Pasirkaliki serta proses produksi dan distribusi vaksin yang dilakukan PT Biofarma.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, pada kunjungan ke Puskesmas Pasirkaliki, para anggota dewan GAVI menerima penjelasan dari Kepala Puskesmas Teti Hendriani Agustin mengenai cara puskesmas menjaga ketersediaan vaksin pada suhu yang tepat agar vaksin tidak rusak.

Teti menjelaskan proses ini dilakukan menggunakan perangkat Internet of Things (IoT) dan Sistem Monitoring Inventaris Logistik secara Elektronik (SMILE) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), GAVI, dan UNDP.

Untuk menjaga kualitas vaksin, kata Teti, diperlukan sistem pemantauan suhu penyimpanan vaksin yang terintegrasi. Kemenkes, lanjutnya, bersama GAVI dan UNDP, berkolaborasi untuk memastikan keterjagaan rantai dingin (cold chain) dalam sistem logistik vaksin di Indonesia.

Di setiap kulkas vaksin, kata dia, terdapat perangkat pemantauan suhu dengan teknologi IoT yang memberikan laporan kondisi suhu ke dalam aplikasi pemantauan SMILE. Aplikasi ini dikelola oleh petugas farmasi pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.

“IoT inilah yang nanti bisa membuat kita memantau suhu secara berjenjang sampai ke Kemenkes, sehingga sampai Kemenkes pun bisa melihat bagaimana tren suhu vaksin yang ada di kulkas tersebut,” ucapnya. 

Lebih lanjut Menkes  Budi Gunadi Sadikin menambahkan informasi mengenai vaksin juga tersedia dalam aplikasi SatuSehat. Masyarakat juga dapat memantau riwayat vaksinasi yang telah diterima melalui aplikasi tersebut.

“Kami juga sudah mendigitalisasi semua informasi mengenai vaksin, sehingga ibu-ibu tidak perlu khawatir karena semuanya bisa dibaca di SatuSehat,” kata Menkes.

Selanjutnya Menkes Budi dan para anggota dewan GAVI beranjak ke fasilitas produksi vaksin PT Biofarma untuk melihat proses produksi, pengemasan, dan pemantauan distribusi vaksin.

Di tengah kunjungan tersebut, Menkes Budi juga mengapresiasi kapasitas produksi dan sistem pelacakan distribusi yang dimiliki oleh Biofarma.

“Biofarma punya kapasitas untuk produksi dan distribusinya juga tadi kita lihat secara digital, bagaimana kita bisa track by vial, by boxes, kalau kita mau distribusi vaksin ke mana-mana,” ujar Menkes.

Menkes berharap apa yang dilakukan oleh Biofarma dapat menjadi yang diikuti negara-negara lain, sehingga distribusi vaksin ke seluruh dunia dapat berjalan dengan lebih baik.

Dalam sesi diskusi dengan GAVI usai kunjungan lapangan, Direktur Utama PT Biofarma Shadiq Akasya menyatakan ada tiga aspek strategis kemitraan antara Biofarma dengan GAVI.

Pertama, kata Shadiq, memperkuat ketahanan rantai pasokan agar ketersediaan vaksin tidak terganggu. Kedua, berinovasi untuk memenuhi kebutuhan ancaman kesehatan yang baru dan terus berkembang. Ketiga, berkolaborasi dalam peningkatan kapasitas untuk mendukung sistem kesehatan di wilayah yang sulit menerima bantuan.

Shadiq juga berharap kunjungan GAVI ke Biofarma ini dapat memperluas akses vaksin bagi masyarakat dunia.

“Saat kita berkumpul di sini hari ini, mari kita menegaskan kembali tujuan kita bersama yaitu memperkuat sistem kesehatan global dan menciptakan dunia di mana akses yang adil terhadap vaksin adalah kenyataan bagi semua orang,” ujarnya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Didamping Menkes, GAVI ke Bandung pelajari produksi-penyimpanan vaksin

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024