Gerakan perjuangan kemerdekaan Palestina, Hamas pada Sabtu (14/12) menyatakan komitmennya soal penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan.
 

"Kami terbuka untuk setiap inisiatif yang tulus dan serius yang bertujuan untuk mengakhiri agresi terhadap rakyat (Palestina)," menurut pernyataan Hamas.

"Kami berkomitmen untuk mengembalikan pengungsi, menarik (pendudukan) Israel, membantu rakyat, memulihkan apa yang telah dihancurkan oleh Israel, dan mencapai kesepakatan pertukaran tahanan," kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang menandai ulang tahun ke-37 pendiriannya.

Salah satu pemimpin Hamas di Lebanon, Bassam Khalaf, sebelumnya mengatakan kepada RIA Novosti bahwa pihak-pihak terkait bersemangat untuk menyelesaikan kesepakatan tentang gencatan senjata dan pembebasan tahanan menjelang pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Surat kabar Wall Street Journal pada Kamis melaporkan, mengutip para mediator Arab, bahwa Hamas untuk pertama kalinya sejak pecahnya perang Gaza mengatakan bahwa mereka mungkin setuju dengan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel yang memungkinkan pasukan Israel tetap berada sementara di wilayah itu setelah pertempuran berhenti.

Pemerintah Mesir mengatakan pada Selasa (10/12) bahwa delegasi Israel telah datang ke Kairo untuk membahas gencatan senjata di Gaza dan akses kemanusiaan ke wilayah Palestina tersebut.

Delegasi Hamas bertemu kepala intelijen Mesir, Hassan Mahmoud Rashad, di Kairo pada Senin (9/12) untuk membicarakan upaya gencatan senjata dan pembentukan komite dukungan publik di Gaza.

Sumber: Sputnik-OANA

 

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hamas tegaskan komitmen soal pasukan Israel di Gaza dan tawanan perang

Pewarta: Primayanti

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024