Pemimpin kelompok Druze Lebanon, Walid Jumblatt, pada Minggu (22/12) menyampaikan harapan untuk memperbaiki hubungan dengan Suriah setelah tumbangnya rezim Bashar al-Assad.

Jumblatt, yang memimpin delegasi Lebanon, bertemu di Damaskus dengan pemimpin pemerintahan baru Suriah, Ahmed al-Sharaa.

“Kami memberikan penghormatan kepada rakyat Suriah atas kemenangan besar mereka, dan kami menghormati perjuangan Anda untuk membebaskan diri dari penindasan dan tirani,” kata Jumblatt dalam pertemuan tersebut, seperti dikutip oleh kantor berita negara Lebanon, NNA.

“Jalan masih panjang, dan kami, bersama Anda, turut merasakan dampak dari ekspansi Israel,” ujarnya.

Jumblatt juga menyatakan bahwa partainya, Democratic Gathering Party, akan mengajukan memorandum ke parlemen mengenai hubungan Lebanon-Suriah.

“Kami berharap hubungan Lebanon-Suriah dapat kembali ke dasar yang alami melalui hubungan diplomatik, dan semua pihak yang melakukan kejahatan terhadap rakyat Lebanon dapat dimintai pertanggungjawaban,” katanya.

“Kami juga berharap akan ada pengadilan yang adil bagi mereka yang melakukan kejahatan terhadap rakyat Suriah.”

Assad, yang memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok penentangnya menguasai Damaskus pada 8 Desember dan mengakhiri pemerintahan rezim Partai Baath yang sebelumnya berkuasa sejak 1963.

Pengambilalihan itu terjadi setelah kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merebut kota-kota utama dalam serangan kilat yang berlangsung kurang dari dua pekan.


Sumber: Anadolu


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemimpin Druze Lebanon bertemu pemimpin pemerintahan baru Suriah

Pewarta: Primayanti

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024