Gorontalo,   (ANTARA GORONTALO) - Kepala Dinas Sosial Kabupaten Boalemo Syafrudin Kadir Lamusu mengatakan hingga Jumat malam, para korban banjir bandang di wilayah tersebut masih mengungsi di perbukitan.

Jumlah pengungsi di bukit yang berada di Desa Karya Murni 32 Kepala Keluarga (KK) dan di Desa Girisa sebanyak 7 KK. Kedua desa tersebut berada di Kecamatan Paguyaman dan merupakan wilayah yang terdampak paling parah di Boalemo.

"Sejak banjir pada Rabu pagi, dua desa ini terisolir. Namun Desa Karya Murni sudah bisa ditembus oleh para relawan sejak Kamis, sedangkan Desa Girisa baru bisa dijangkau oleh petugas Badan SAR Nasional hari ini. Kami menyalurkan bantuan yang paling mereka butuhkan seperti makanan dan obat-obatan," jelas Syafrudin di Gorontalo.

Ia mengungkapkan Basarnas baru bisa mengakses pengungsi Desa Girisa dengan menggunakan perahu karet. Sebelumnya desa tersebut tidak bisa diakses dengan perahu melalui semua jalur, karena wilayah di sekitarnya juga mengalami banjir bandang setinggi dua meter.

Hingga berita ini diturunkan, wilayah yang masih terendam banjir adalah 14 desa di Kecamatan Paguyaman dan empat desa di Kecamatan Wonosari. Sementara jumlah korban banjir di Boalemo tercatat 1.601 KK atau 4.397 jiwa.

Banjir bandang terjadi di Provinsi Gorontalo meliputi lima kabupaten/kota, yakni Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, Gorontalo Utara, Boalemo dan Bone Bolango.

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Gorontalo Fathuri mengatakan pihaknya mencatat sejumlah wilayah seperti Limboto, Limboto Barat, Tolangohula, Tibawa, Sumalata, Anggrek dan Kwandang mengalami hujan lebat dengan curah hujan di atas 100 milimeter.

"Hujan lebat mengakibatkan tanah tidak mampu menyerap air sehingga menimbulkan limpasan permukaan (run off) yang menyebabkan genangan di permukaan atau banjir," jelas Fathuri di Gorontalo, Kamis (27/10).

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016