Semarang (ANTARA GORONTALO) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan
semangat kebhinekaan di semua kalangan menjadi kunci dalam menjaga
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Jika masyarakat memegang teguh toleransi, apa pun dan kapan saja ancaman perpecahan datang, persatuan, dan kesatuan bangsa tidak akan goyah," katanya di Semarang, Senin.
Ganjar menyayangkan adanya kecenderungan di kalangan masyarakat yang suka mencaci maki, termasuk melalui berbagai media sosial.
"Saat ini kita mencaci maki kawan sendiri, bangsa sendiri, pemimpin sendiri tidak apa-apa. Media sosial jadi tempat mengumpat dan memaki, apakah kita masih punya budi pekerti. Apakah kita masih saling menghormati. Akankah kita masih terus cekcok dengan saudara kita sendiri," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar di hadapan tokoh ulama lintas agama dan tokoh masyarakat pada acara silaturahim kebangsaan untuk merawat kebhinnekaan dan NKRI yang bertajuk "Memaknai Konstruksi Kebhinnekaan dan NKRI Berbasis Kedewasaan Beragama dan Berkeyakinan".
Ganjar menyebutkan bahwa berbagai permasalahan bangsa, seperti tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, kualitas pendidikan yang belum sepenuhnya memadai, kekerasan terhadap perempuan dan anak, hingga pungutan liar, meninggalkan pekerjaan rumah tidak hanya bagi pemerintah, namun seluruh elemen masyarakat.
Menurut dia, berbagai permasalahan bangsa tersebut memerlukan perhatian dan keseriusan berbagai pihak untuk segera diselesaikan.
"Kita bicara penduduk miskin dan pengangguran yang masih tinggi, problem sekolah, masalah pungli, orang kesulitan buat KTP sampai hari ini karena blangkonya masih kosong. Mari kita berdiskusi dan bergandeng tangan untuk kebaikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
"Jika masyarakat memegang teguh toleransi, apa pun dan kapan saja ancaman perpecahan datang, persatuan, dan kesatuan bangsa tidak akan goyah," katanya di Semarang, Senin.
Ganjar menyayangkan adanya kecenderungan di kalangan masyarakat yang suka mencaci maki, termasuk melalui berbagai media sosial.
"Saat ini kita mencaci maki kawan sendiri, bangsa sendiri, pemimpin sendiri tidak apa-apa. Media sosial jadi tempat mengumpat dan memaki, apakah kita masih punya budi pekerti. Apakah kita masih saling menghormati. Akankah kita masih terus cekcok dengan saudara kita sendiri," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar di hadapan tokoh ulama lintas agama dan tokoh masyarakat pada acara silaturahim kebangsaan untuk merawat kebhinnekaan dan NKRI yang bertajuk "Memaknai Konstruksi Kebhinnekaan dan NKRI Berbasis Kedewasaan Beragama dan Berkeyakinan".
Ganjar menyebutkan bahwa berbagai permasalahan bangsa, seperti tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, kualitas pendidikan yang belum sepenuhnya memadai, kekerasan terhadap perempuan dan anak, hingga pungutan liar, meninggalkan pekerjaan rumah tidak hanya bagi pemerintah, namun seluruh elemen masyarakat.
Menurut dia, berbagai permasalahan bangsa tersebut memerlukan perhatian dan keseriusan berbagai pihak untuk segera diselesaikan.
"Kita bicara penduduk miskin dan pengangguran yang masih tinggi, problem sekolah, masalah pungli, orang kesulitan buat KTP sampai hari ini karena blangkonya masih kosong. Mari kita berdiskusi dan bergandeng tangan untuk kebaikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016