Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Woman Institute for Research and Empowerment of Gorontalo (WIRE-G) bersama sejumlah lembaga lainnya mengkampanyekan 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan, di bundaran Patung Saronde, Kota Gorontalo, Jumat.

"Kampanye ini untuk mendorong upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di selurun dunia. Kami mengkampanyekan selama lima tahun terakhir dengan menggandeng lembaga berbeda, tahun ini kami bersama PUSPA dan P2TP2A," kata Kusmawaty Matara dari WIRE-G.

Ia menyebut angka kekerasan terhadap perempuan di Provinsi Gorontalo pada tahun 2014 sebanyak 500 kasus, 2015 sebanyak 400 kasus dan tahun 2016 sekitar 200 kasus.

"Angka ini memang menurun, tapi sekali lagi ini hanya angka. Sebelum kami turun aksi pada sore hari ini, kami menerima informasi bahwa ada kasus kekerasan yang sudah dilaporkan ke polisi tapi sampai hari ini belum diproses," tukasnya di Gorontalo, Jumat.

Menurutnya kasus-kasus yang diabaikan seperti itu harus mendapatkan pendampingan dan advokasi, agar pelaku diberi hukuman sesuai regulasi yang ada.

Ia mengungkapkan penghapusan kekerasan terhadap perempuan membutuhkan kerja bersama seperti aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) perempuan, pemerintah maupun masyarakat umum.

Dalam rentang 16 hari, para aktivis ini dinilai mempunyai waktu yang cukup untuk membangun strategi agenda bersama untuk menggalan gerakan solidaritas, dan meningkatkan pemahaman mengenai kekerasan berbasis gender.

Di Indonesia, inisiator kampanye tersebut adalah Komnas perempuan dan pertama kali digagas oleh Women"s Global Leadership Institute tahun 1991.

Setiap tahun kegiatan ini berlangsung dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap perempuan, hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016