Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Sebelas orang disekap dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter dalam kasus kejahatan di Pulomas, Jakarta Timur.

Orang-orang yang terkunci dalam kamar mandi pengap sejak Senin (26/12) sore itu baru ditemukan esok paginya. Enam di antaranya sudah tak bernyawa, lima lainnya dalam keadaan lemas.

Ahli forensik dari Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, Dudut Rustyadi, mengatakan orang-orang yang disekap dalam ruangan minim oksigen jelas akan mengalami gangguan proses pernafasan.

"Jika berdesakan, akibatnya fungsi dada untuk mengembang jadi tertahan," katanya saat dihubungi ANTARA News, Rabu.

Dia mengibaratkannya seperti tubuh yang terjepit tembok sehingga sulit untuk mengambil nafas karena kondisi sempit. Apalagi bila persediaan oksigen terbatas. Jika sudah berada dalam situasi genting seperti itu, orang yang paling kuat yang akan bisa bertahan hidup.

Kekurangan oksigen bisa merusak jaringan otak dan mengakibatkan kematian. Kerusakan jaringan otak bisa terjadi cepat atau lambat, tergantung pada jumlah oksigen yang ada.

"Kalau mendadak tidak mendapat oksigen, misalnya dibekap, dalam 5-6 menit bisa mati," kata Dudut.

Pada dasarnya, bernafas adalah proses yang terjadi secara sendirinya. Namun, orang yang sadarkan diri bisa berusaha menghirup oksigen lebih banyak, misalnya dengan berusaha menarik nafas dalam-dalam.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016