Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Badan Pusat Statistik mencatat Kota Gorontalo, ibu kota Provinsi Gorontalo, mengalami lima kali deflasi dan tujuh kali inflasi pada bulan per bulan tahun 2016.

Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Eko Marsoro mengatakan deflasi yang terjadi cukup besar pada bulan Januari sebesar -0,58 karena ada penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar -2,64.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar bagi deflasi pada Januari 2016 adalah ikan selar atau tude sebesar -0,4265, sedangkan inflasi tertinggi pada tahun 2016 terjadi pada Juni sebesar 1,02.

Tingginya inflasi pada Juni 2016 terjadi karena bulan puasa dan terjadi pada kelompok bahan makanan terutama sayur-sayuran.

Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar pada Juni 2016 adalah tomat sayur 0,1266.

Pada tahun 2016, laju inflasi Kota Gorontalo (Januari-Desember) sebesar 1,30 persen, lebih rendah daripada laju inflasi Kota Gorontalo tahun 2015 sebesar 4,30 persen.

Kelompok mengalami inflasi tertinggi sepanjang tahun 2016, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 2,38 persen, yang kemudian diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 3,55 persen.

Kemudian pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,84 persen, kelompok kesehatan sebesar 4,67 persen, kelompok sandang sebesar 2,42 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar

1,10 persen.

Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -2,49 persen.

Pada tahun 2015 Kota Gorontalo deflasi sebanyak dua kali, pada Januari sebesar -0,58 persen dan April -0,09 persen. Sedangkan inflasi terjadi sepuluh kali, tertinggi terjadi pada Desember sebesar 1,30 persen.

Pewarta: Debby Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017